Jumat, 17 Desember 2010

PERKEMBANGAN BAHASA UNTUK ANAK USIA DINI (USIA 4 – 6 TAHUN)

PERKEMBANGAN BAHASA UNTUK ANAK USIA DINI
(USIA 4 – 6 TAHUN)

I. Pendahuluan

Dalam berkomunikasi, bahasa merupakan alat yang penting bagi setiap orang. Melalui berbahasa seseorang atau anak akan dapat mengembangkan kemampuan bergaul (social skill) dengan orang lain. Tanpa bahasa seseorang tidak akan dapat berkomunikasi dengan orang lain. Anak dapat mengekspresikan pikirannya menggunakan bahasa sehingga orang lain dapat menangkap apa yang dipikirkan oleh anak. Komunikasi antar anak dapat terjalin dengan baik dengan bahasa sehingga anak dapat membangun hubungan sehingga tidak mengherankan bahwa bahasa dianggap sebagai salah satu indikator kesuksesan seorang anak. Anak yang dianggap banyak berbicara, kadang merupakan cerminan anak yang cerdas.
Bahasa mencakup komunikasi non verbal dan komunikasi verbal serta dapat dipelajari secara teratur tergantung pada kematangan serta kesempatan belajar yang dimiliki seseorang, demikian juga bahasa merupakan landasan seorang anak untuk mempelajari hal-hal lain. Sebelum dia belajar pengetahuan-pengetahuan lain, dia perlu menggunakan bahasa agar dapat memahami dengan baik . Anak akan dapat mengembangkan kemampuannya dalam bidang pengucapan bunyi, menulis, membaca yang sangat mendukung kemampuan keaksaraan di tingkat yang lebih tinggi.
Ada beberapa teori yang merupakan implementasi berbahasa ,antara lain:
1. Teori behaviorist
2. Teori Nativist
3. Teori Constructive
Mengajarkan bahasa sejak dini akan memudahkan bagi anak karena masa ini merupakan suatu periode yang sangat menakjubkan dimana terjadi pertumbuhan kosa kata yang sangat cepat bagi anak.
Dalam makalah ini akan dibahas secara rinci mengenai :
1. Pengertian bahasa
2. Karakteristik perkembangan bahasa anak
3. Tujuan dan fungsi bahasa anak
4. Prinsip-prinsip pengembangan bahasa
5. Ketrampilan berbahasa
6. Metoda pengembangan bahasa untuk Anak Usia Dini










II.DESKRIPSI MATERI
Implementasi Pengembangan Bahasa
Implementasi pengembangan bahasa pada anak tidak terlepas dari berbagai teori yang dikemukakan para ahli. Pemahaman akan berbagai teori dalam pengembangan bahasa dapat mempengaruhi dalam menerapkan metoda yang tepat bagi implementasi terhadap pengembangan bahasa anak itu sendiri sehingga diharapkan pendidik mampu mencari dan membuat bahan pengajaran yang sesuai dengan tingkat usia anak. Adapun beberapa teori yang dapat dijadikan rujukan dalam implementasi pembelajaran bahasa adalah:
1) Teori behaviorist oleh Skinner, mendefinisikan bahwa pembelajaran dipengaruhi oleh perilaku yang dibentuk oleh lingkungan eksternalnya, artinya pengetahuan merupakan hasil dari interaksi dengan lingkungannya melalui pengkondisian stimulus yang menimbulkan respon. Perubahan lingkungan pembelajaran dapat mempengaruhi pikiran, perasaan, dan perilaku anak secara bertahap. Perilaku positif jika diperkuat cenderung untuk diulangi lagi karena pemberian penguatan secara berkala dan disesuaikan dengan kemampuan anak akan efektif untuk membentuk perilaku anak. Latihan yang diberikan kepada anak harus dalam bentuk pertanyaan (stimulus) dan jawaban (respon) yang dikenalkan anak melalui tahapan-tahapan, mulai dari yang sederhana sampai pada yang lebih rumit contoh: sistem pembelajaran drilling. Anak akan memberikan respon pada setiap pembelajaran dan dapat segera memberikan balikan. Di sini Pendidik perlu memberikan penguatan terhadap hasil kerja anak yang baik dengan pujian atau hadiah.
2) Teori Nativist oleh Chomsky, mengutarakan bahwa bahasa sudah ada di dalam diri anak. Pada saat seorang anak lahir, dia telah memiliki seperangkan kemampuan berbahasa yang disebut ‘Tata Bahasa Umum” atau ‘Universal Grammar’. Meskipun pengetahuan yang ada di dalam diri anak tidak mendapatkan banyak rangsangan, anak akan tetap dapat mempelajarinya. Anak tidak sekedar meniru bahasa yang dia dengarkan, tapi ia juga mampu menarik kesimpulan dari pola yang ada, hal ini karena anak memiliki sistem bahasa yang disebut Perangkat Penguasaan Bahasa (Language Acquisition Devise/LAD). Teori ini berpengaruh pada pembelajaran bahasa dimana anak perlu mendapatkan model pembelajaran bahasa sejak dini. Anak akan belajar bahasa dengan cepat sebelum usia 10 tahun apalagi menyangkut bahasa kedua (second language). Lebih dari usia 10 tahun, anak akan kesulitan dalam mempelajari bahasa.
3) Teori Constructive oleh Piaget, Vigotsky dan Gardner, menyatakan bahwa perkembangan kognisi dan bahasa dibentuk dari interaksi dengan orang lain sehingga pengetahuan, nilai dan sikap anak akan berkembang. Anak memiliki perkembangan kognisi yang terbatas pada usia-usia tertentu, tetapi melalui interaksi sosial anak akan mengalami peningkatan kemampuan berpikir. Pengaruhnya dalam pembelajaran bahasa adalah anak akan dapat belajar dengan optimal jika diberikan kegiatan sementara anak melakukan kegiatan perlu didorong untuk sering berkomunikasi. Adanya anak yang lebih tua usianya atau orang dewasa yang mendampingi pembelajaran dan mengajak bercakap-cakap akan menolong anak menggunakan kemampuan berbahasa yang lebih tinggi atau melejitkan potensi kecerdasan bahasa yang sudah dimiliki anak. Oleh karena itu pendidik perlu menggunakan metode yang interaktif, menantang anak untuk meningkatkan pembelajaran dan menggunakan bahasa yang berkualitas.
Permainan yang dapat mendukung terciptanya rangsangan pada anak dalam berbahasa antara lain alat peraga berupa gambar yang terdapat pada buku atau poster, mendengarkan lagu atau nyanyian, menonton film atau mendengarkan suara kaset, membaca cerita (story reading/story telling) ataupun mendongeng. Semua aktivitas yang dapat merangsang kemampuan anak dalam berbahasa dapat diciptakan sendiri oleh pendidik. Pendidik dapat berimprovisasi dan mengembangkan sendiri dengan cara menerapkannya kepada anak sesuai dengan kondisi dan lingkungannya
Perkembangan bahasa pada anak usia dini sangat penting karena dengan bahasa sebagai dasar kemampuan seorang anak akan dapat meningkatkan kemampuan-kemampuan yang lain. Pendidik perlu menerapkan ide-ide yang dimilikinya untuk mengembangkan kemampuan berbahasa anak, memberikan contoh penggunaan bahasa dengan benar, menstimulasi perkembangan bahasa anak dengan berkomunikasi secara aktif. Anak terus perlu dilatih untuk berpikir dan menyelesaikan masalah melalui bahasa yang dimilikinya. Kegiatan nyata yang diperkuat dengan komunikasi akan terus meningkatkan kemampuan bahasa anak. Lebih daripada itu, anak harus ditempatkan di posisi yang terutama, sebagai pusat pembelajaran yang perlu dikembangkan potensinya. Anak belajar bahasa perlu menggunakan berbagai strategi misalnya dengan permainan-permainan yang bertujuan mengembangkan bahasa anak dan penggunaan media-media yang beragam yang mendukung pembelajaran bahasa. Anak akan mendapatkan pengalaman bermakna dalam meningkatkan kemampuan berbahasa dimana pembelajaran yang menyenangkan akan menjadi bagian dalam hidup anak.
A.Pengertian Bahasa
Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi. Melalui bahasa manusia dapat berinteraksi dan berkomunikasi mengemukakan hasil pemikirannya dan dapat mengekspresikan perasaannya. Dengan bahasa orang dapat membuka cakrawala berfikir dan mengmbangakan wawasannya. Anak-anak belajar bahasa melalui interaksi dengan lingkungannya baik lingkungan rumah,sekolah, atau masyrakat. Di sekolah anak belajar bahsa melalui interaksi dengan guru, teman sebaya dan orang dewasa lainnya. Guru atau pendidik anak usia dini perlu memahami tentang perkembangan dan pengembangan bahasa anak.
Menurut Ensiklopedia Indonesia (1980) bahasa adalah kumpulan kata dan aturan yang tetap di dalam menggabungkannya berupa kalimat, merupakan system bunyi yang melambangkan pengertian-pengertian tertentu.
Menurut Fred Ebbeck (1989) bahasa dapat dimaknai sebagai suatu system tanda,baik lisan maupun tulisan merupakan system komunikasi antar manusia.
Menurut Yus Badudu (1989) bahasa merupakan alat penghubung atau komunikasi antar anggota masyarakat yang terdiri dari individu-individu yang menyatakan perasaan, dan keinginannya. Bahasa sebagai suatu system lambing bekerja sama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan diri. Lebih lanjut menurut Broomly dalam Nurbiana Dieni dkk (2005) mendefinisikan bahasa sebagai system simbol yang teratur untuk mentransfer berbagai ide maupun informasi yang terdiri dari simbol-simbol visual maupun verbal.
Pendapat lain tentang bahasa dikemukakan oleh Eliason (1994) bahwa bahasa meliputi berbicara, menyimak,menulis dan ketrampilan membaca. Sedangkan menurut Hui Ling Chua (2003) bahasa memungkinkan anak untuk menterjemahkan pengalaman mentah ke dalam symbol-simbol yang dapat digunakan untuk berkomunikasi dan berfikir.Menurut Eliason, bahasa adalah alat untuk berfikir, mengekspresikan diri dan berkomunikasi.
B. Perkembangan Bahasa Anak
Menurut Eliason (1994) perkembangan bahasa dimulai sejak bayi dan mengandalkan perannya pada pengalaman,penguasaan dan pertumbuhan bahasa.Anak belajar bahasa sejak masa bayi sebelum belajar berbicara mereka berkomunikasi melalui tangisan, senyuman dan gerakan badan.
Belajar bahasa sangat krusial terjadi pada usia sebelum enam tahun. Oleh karena itu pendidikan Anak Usia Dini merupakan wahana yang sangat penting dalam mengembangkan bahasa anak sehingga kondisi ini bisa memfasilitasi pengembangan ketrampilan berbahasa pada anak usia dini. Anak memperoleh bahasa dari lingkungan keluarga dan lingkungan tetangga. Dengan kosa kata yang mereka miliki pertumbuhan kosa kata anak akan tumbuh dengan cepat seperti dikemukan oleh Sroufe(1996) pertumbuhan kosa kata anak akan lebihcepat setelah mereka mulai berbicara.
C. Tujuan Pengembangan Bahasa bagi Anak Usia Dini
Pengembangan kemampuan berbahasa bagi Anak Usia Dini bertujuan agar anak mampu berkomunikasi secara lisan dengan lingkungannya. Lingkungan yang dimaksud adalah lingkunagn di sekitar anak antara lain teman sebaya, teman bermain,orang dewasa, baik yanga da di sekolah, di rumah, maupun dengan tetangga di sekitar tempat tinggalnya.
Kemampuan bahasa Anak Usia Dini diperoleh dan dipelajari anak secara alami untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya sehingga anak akan ammpu bersosialisasi, berinteraksi dan merespon orang lain.
D. Fungsi Bahasa bagi anak
Fungsi bahasa bagi Anak Usia Dini adalah sebagai alat untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kemampuan dasar anak.
Secara khusus Gardner mengemukakan bahwa fungsi bahasa bagi anak usia Dini adlah untuk mengembangkan ekspresi,perasaan. Imajinasi dan pikiran.
DEPDIKNAS (2000) menjelaskan fungsi pengembangan kemampuan berbahasa bagi anak Usia Dini anatara lain:
1. Sebagai alat untuk berkomunikasi dengan lingkungan
2. Sebagai alat untuk mengembangkan kemampuan intelektual anak
3. Sebagai alat untuk mengembangkan ekspresi anak
4. Sebagai alat untuk menyatakan perasaan dan buah pikiran kepada orang lain
Tujuan khusus komunikasi bagi anak meliputi : Bahasa reseftif, bahasa ekspresif, komunikasi verbal,mengingat dan membedakan.
1, Bahasa Reseftif
Yang dimaksud dengan bahasa reseftif adalah bahasa pasif. Tujuan khusus bahasa reseftif
a. Membantu anak mengembangkan kemampuan mendengarkan,contohnya mendengarkan cerita, nyanyian dan sebagainya.
b. Membantu anak mengindentifikasi konsep melalui pemahaman pelabelan kata-kata.
c. Meningkatkan kemampuan untuk merespon pembelajaran langsung contohnya bagaiman anak dapat menjawab atau merespon pertanyaan yang diajukan oleh guru.
d. Membantu anak untuk mereaksi setiap komunikasi lainnya contohnya anak dapat memberi respon atau reaksi ketika ia berinteraksi dengan lingkungannya baik dengan guru, orang tua atau teman sebayanya.
2. Bahasa ekspresif
a. Membantu anak mengekspresikan kebutuhan, keinginan dan perasaan secara verbal.
b. Mendorong anak untuk berbicara secara lebih jelas dan tegas sehingga mudah dipahami.
c. Mendorong kepasihan berbahasa. Anak harus belajar bahasa yang pasih baik ucapan maupun susunan kalimatnya sehingga mudah dimengerti oleh orang lain melalui pemberian contoh guru sendiri menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
d. Membantu anak memahami bahwa komunikasi tesebut dapat berpengaruh secara lebih efektif terhadap lingkungan sosial dan lingkungan anak.
3. Komunikasi non verbal
a. Membantu anak untuk mengeksresikan perasaan dan emosinya melalui ekspresi wajah.
b. Membantu anak mengeksresikan keinginan dan kebutuhannya melalui gerak tubuh dan tangan.
c. Mendorong anak untuk menggunakan kontak mata ketika berinteraksi dengan orang lain.
4. Mengingat dan membedakan
a. Mengajar anak untuk membedakan antara tipr/nada/kerasnya bunyi,
b. Membantu anak untuk mengulang dan meniru pola mimik.
c. Membantu anak mengirim pesan verbal yang kompleks
d.Meningkatkan kemampuan anak untuk mengingat, membangun dan mengurutkan.
E. Prinsip Pengembangan Bahasa
Dalam mengembangkan bahasa Anak Usia Dini perlu memperhatikan prinsip sebagai berikut:
Sesuaikan dengan tema kegiatan dan lingkungan terdekat.Misalnya tentang jenis-jenis kendaraan,bagian-bagian kendaraan, gunanya,warnanya dll.
1. Pembelajaran harus berorientasi pada kemampuan yang hendak dicapai sesuai potensi anak. Misalnya anak dapat menyebutkan makanan khas kota Bandung,
2. Tumbuhkan kebebasan dalam mengungkapkan pikiran dan perasaan dikaitkan dengan spontanitas. Misalnya anak dapat mengungkapkan pengalamannya yang berkaitan dengan naik kendaraan.
3. Diberikan alternatif pikiran dalam mengungkapkan isi hatinya. Apabila anak sulit untuk mengungkapkan pikirannnya dengan kata-kata bisa dilakukan melalui tulisan atau gambar.
4. Komunikasi guru dan anak akrab dan menyenangkan
5. Guru menguasai pengembangan bahasa
6. Guru bersikap normatif, model, contoh pengguna bahasa Indonesia yang baik dan benar
7. Bahan pembelajaran membantu pengembangan kemampuan dasar anak
8. Tidak menggunakan huruf satu-satu secara formal.

F. Konteks Pengembangan Bahasa
Konteks Pengembangan bahasa atau yang dikenal dengan ketrampilan berbahasa meliputi:
1. Mendengarkan
2. Berbicara
3. Membaca
4. Menulis
G. Metoda Pengembangan bahasa Anak Usia Dini
Metoda yang digunakan guru dalam mengembangkan kemampuan berbahasa anak usia dini.
1. Metoda bercerita
a. Pengertian
Metoda bercerita merupakan salah satu pemberian pengalaman belajar bagi Anak Usia Dini dengan membawakan cerita kepada anak secara lisan. Cerita yang dibawakan guru harus menarik dan mengundang perhatian anak.
Penggunaan bercerita sebagai salah satu strategi pembelajaran untuk Anak Usia Dini, haruslah memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Isi cerita harus terkait dengan dunia kehidupan anak, sehingga anak memahami isi cerita tersebut
2. Kegiatan bercerita diusahakan dapat memberikan perasaan gembira.lucu dan mengasyikan sesuai dengan kehidupan anak yang penuh suka cita.
3. Kegiatan bercerita diusahakan menjadi pengalaman yang bersifat unik dan menarik bagi anak.
Untuk dapat bercerita dengan baik, pendidik harus memperhatikan hal-hal berikut:
1. Menguasai isi cerita secara tuntas
2. Memiliki ketrampilan bercerita
3. Berlatih dalam irama dan modulasi suara secara terus-menerus
4. Menggunakan perlengkapan yang menarik perhatian anak
5. Menciptakan situasi emosional sesuai dengan tuntutan cerita.
Teknik-teknik yang bisa digunakan guru dalam membacakan cerita:
1. Membaca langsung dari buku cerita
2. Bercerita dengan menggunakan ilustrasi gambar dari buku
3. Menceritakan dongeng
4. Bercerita dengan papan flannel
5. Bercerita dengan menggunakan media boneka
6. Dramatisasi suatu cerita
7. Bercerita sambil memainkan jari-jari tangan
b. Manfaat bercerita bagi anak:
1. Bagi Anak Usia Dini mendenganrkan cerita yang menarik yang dekat dengan lingkungannya merupakan kegiatan yang mengaksyikan.
2. Guru dapat menanmkan kegiatan bercerita untuk menanamkan kejujuran, keberanian,kesetiaan, keramahan,ketulusan,dan sikap-sikap positif yang lain daalm kehidupan lingkungan keluarga, sekolah dan luar sekolah.
3. Memberikan sejumlah pengetahuan sosial, nilai-nilai moral dan keagamaan.
4. Memberikan pengalaman untuk belajar dan berlatih mendengarkan
5. Memungkinkan anak untuk mengembangkan kemampuan kognitif, efektif maupun psikomotorik.
6. Memungkinkan dimensi perasaan anak.
7. Memberika informasi tentang kehidupan sosial anak dengan orang-orang yang ada di sekitarnya dengan bermacam pekerjaan.
8. Membantu anak membangun bermacam peran yang mungkin dipilih anak, dan bermacam layanan jasa yang ingin disumbangkan anak kepada masyarakat.
c. Tujuan Kegiatan Bercerita bagi Anak Usia Dini :
1. Menanamkan pesan-pesan atau nila-nilai sosial, moral dan agama yang terkandung dalam sebuah cerita.
2. Guru memberikan informasi tentang lingkungan fisik dan lingkungan sosial yang perlu diketahui oleh anak.
d. Tema Kegiatan bercerita bagi Anak Usia Dini
Tema yang dipilih sebagai materi sangatlah banyak dan beragam, diantaranya adalah tema-tema yang berkaitan dengan kehidupan anak sehari-hari.
e. Prosedur Pelaksanaan Kegiatan Bercerita:
1. Menetapkan tujuan dan tema cerita
2. Menetapkan bentuk bercerita yang dipilih
3. Menetapkan bahan dan alat yang diperlukan dalam kegiatan bercerita
4. Menetapkan langkah-langkah kegiatan bercerita
2.Metoda Bercakap-cakap
a. Pengertian Metoda
Metoda bercakap-cakap merupakan suatu penyampaian pengembangan yang dilaksanakan melalui bercakap-cakap antara guru dengan anak.
Tujuan meroda bercakap-cakap menurut Moeslihatun (1999) adalah:
1. Mengmbangkan kecakapan dan keberanian anak dalam menyampaikan pendapat kepada siapapun.
2. memberi kesempatan pada anak untuk berekspresi secara lisan
3. Memperbaiki lafal dan ucapan anak
4. Mengembangka intelegensi anak
5. Menambah perbendaharaan kosa kata
6. Melatih daya tangkap
7. Melatih daya fikir dan fantasi anak
8. Menambah pengetahuan dan pengalaman anak
9. Memberikan kesenangan pada anak
10. Merangsang anak untuk belajar membaca dan menulis
b. Bentuk metoda bercakap-cakap
1). Bercakap-cakap bebas
2). Bercakap-cakap menurut pokok bahasan
3). Bercakap-cakap dengan menggunakan gambar seri
3. Metoda tanya jawab
Metoda tanya jawab biasanya dapat digunakan dengan metoda lain yang disebut metoda bantu.Menurut Depdikbud (1998) adalah suatu metoda dalam pengembangan bahasa yang dapat memberi rangsangan agar anak aktif untuk berfikir, melalui pertanyaan-pertanyan guru, anak akan berusaha memahaminya dan menenukan jawabannya.
5. Metoda bermain Peran
Metoda bermain peran merupakan salah satu metoda yang dapat digunakan dalam mengmbangkan kemampuan bahasa dimana diupayakan untuk membantu anak dalam menemukan makna dari lingkungan yang bermanfaat dan memecahkan masalah yang dihadapi dengan kelompok sebayanya.


Kesimpulan:
Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi, dapat digunakan untuk berfikir, mengekspresikan perasaan dan melalui bahasa dapat menerima pikiran dan perasaan orang lain.
Perkembangan bahasa dimulai sejak bayi dan mengandalkan perannya pada pengalaman, penguasaan dan pertumbuhan bahasa.
Pengembangan kemampuan berbahasa bagi Anak Usia Dini bertujuan agar anak mampu berkomunikasi secara lisan dengan lingkungannya.
Konteks pengembangan bahasa meliputi: mendengarkan , berbicara, membaca, dan menulis dini. Dalam mengembangkan kemampuan bahas anak, guru/tutor dapat memilih strategi dan metoda secara bervariasi. Kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan dalam mengembangkan kemampuan berbahasa adalah kegiatan yang dapat menstimulasi kemampuan mendengarkan, berbicara dam menulis. Metoda bercerita merupakan salah satu metoda yang banyak dipergunakan untuk Anak Usia Dini.Cerita yang dibawakan guru harus menarik dan mengundang perhatian anak dan tidaj lepas dari tujuan pendidikan bagi Anak Usia Dini.







Daftar Pustaka
Bahan Ajar, Diklat Tenaga Pendidik PAUD Nonformal tingkat dasar (2008)

Kamis, 16 Desember 2010

Kemampuan dan karakteristik tari anak TK

KEMAMPUAN DAN KARAKTERISTIK TARI ANAK TK

I. PENDAHULUAN
Menurut Howard Gardner menari termasuk dalam Multiple Intellegence yaitu “Body Smart” (kecerdasan fisik/kinestetik). Pada dasarnya anak-anak menyukai musik dan menari. Menari bersama bisa mengasah kecerdasan fisik anak. Menari menuntut keseimbangan, keselarasan gerak tubuh, kekuatan dan kelenturan otot. Tidak hanya tangan dan kaki saja tetapi tubuhpun ikut bergerak.
Pendidikan seni, yakni seni tari,musik, rupa dan drama di sekolah taman kanak-kanak merupakan bagian dari proses pembentukan individu yang utuh sesuai dengan tujuan pendidikan nasional .Tujuan pendidikan seni di taman kanak-kanak bukan untuk membentuk siswa yang terampil menari, bermusik atau dengan kata lain bukan untuk menjadi seniman,melainkan membentuk pribadi yang apresiatif dan kreatif melalui pengalaman berolah seni. Pelajaran seni yang sebenarnya dapat membentuk pola pikir anak didik melalui penanaman pemahaman, menumbuhkan cita rasa yang indah dan sensitifitas, dengan harapan dimasa yang akan dating dapat terbentuk manusia yang berbudi pekerti luhur, kreatif,apresiatif, peka, dan mempunyai rasa keindahan sesuai dengan tujuan pendidikan.
Pendidikan seni, sebaiknya didasari oleh pengembangan aspek kognitif (kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa), afektif (perasaan) dan psikomotor melalui kegiatan dengan mengembangkan pemahaman, pengetahuan, penerapan ketrampilan bergerak, serta ketrampilan lainnya secara luas. Sebenarnya pendidikan seni tidak terkotak-kotak (tari terpisah dengan musik, dengan rupa, dan drama), namun bisa menjadi satu kesatuan yang saling melengkapi. Ketika kita mengajarkan tari pada anak tentunya tidak akan terlepas dari rasa musical, penjiwaan tokoh/ekspresei tertentu yang dibawakan, dan akan terkait pula dengan unsur-unsur rupa (busana,property dll).

II. DESKRIPSI MATERI

A. Pengertian Tari
Tari adalah gerak tubuh manusia. Ciri khas gerak tari adalah gerak yang sudah diolah dari aspek tenaga,ruang dan waktu. Ada beberapa konsep tari menurut para ahli sebagai berikut :
a. Seorang kritikus dari Amerika Serikat, yaitu John Martin dalam bukunya yang berjudul “The Modern Dance”, mengemukakan bahwa gerak adalah pengalaman fisik yang paling elementer dari kehidupan manusia (Soedarsono, 1987). Landasan elemen dasar dari tari adalah gerak, gerak yang diterapkan dalam pembelajaran harus disesuaikan dengan bentuk yang diungkapkan manusia agar dapat dinikmati dengan rasa.
b. Susane K. Langer dalam bukunya yang berjudul “Problem of Art”, mengemukakan bahwa gerak-gerak ekspresif ialah gerak-gerak yang indah, yang dapat menggetarkan perasaan manusia. Sedang gerak indah adalah gerak yang destilir dan mengandung ritme tertentu. Kata indah identik dengan bagus, yang dapat memberikan kepuasan batin manusia (Soedarsono, 1987).
c. Konsep tari menurut Curt Sachs, bahwa tari adalah gerak yang ritmis (Soedarsono, 1987).
d. .Kemudian konsep tari menurut Corrie Hartong dari Belanda dalam bukunya yang berjudul “Duskeenst” (Soedarsono, tanpa tahun), mengemukakan bahwa tari adalah gerakan-gerakan yang diberi bentuk dan ritme dari badan di dalam ruang.
Ada dua jenis tari yaitu tari tradisional dan non tradisional. Yang termasuk tari tradisional adalah tari primitive, tari klasik dan tari klasik. Tari primitive bertujuan



B. Karakteristik Tari
1. Karakteristik gerak anak TK
Karakteristik gerak pada anak TK umumnya mereka dapat melakukan dengan berbagai kegiatan-kegiatan pergerakan menirukan Apabila seorang guru dapat menunjukkan kepada anak didik suatu action yang dapat diamati (observable), maka anak akan mulai membuat tiruan action tersebut sampai pada tingkat otot-ototnya dan dituntut oleh dorongan kata hati untuk menirukannya. Bahwa dalam perkembangan umumnya anak TK dapat melakukan kegiatan-kegiatan bergerak sebagai berikut :
a) Menirukan, seperti yang telah penulis ungkapkan sebelumnya dalam upaya pengembangan kreativitas tari bahwa dalam bermain anak senang menirukan sesuatu yang dilihat. Anak dapat menirukan gerakan-gerakan yang dilihat baik dari televisi ataupun gerakangerakan yang secara langsung dilakukan oleh orang lain, berdasarkan tema maupun gerakangerakan binatang yang diamati.
b) Manipulasi, dalam kegiatan ini anak-anak secara spontan menampilkan berbagai gerak-gerak dari obyek yang diamatinya. Namun dalam pengamatan dari obyek tersebut anak akan menampilkan sebuah gerakan yang hanya disukainya.
Menurut Kamtini dan Husni Wardhi Tanjung dalam bukunya yang berjudul Bermain Melalui Gerak dan Lagu di TK bahwa secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa karakteristik gerak fisik anak TK adalah :
1. bersifat sederhana,
2. bersifat maknawi dan bertema, artinya tiap gerak mengandung tema tertentu,
3. gerak anak menirukan gerak keseharian orang tua dan juga orang-orang yang berada di sekitarnya,
4. anak juga menirukan gerak-gerak binatang.
Seorang guru TK dalam menata sebuah tari-tarian bagi anak TK harus memperhatikan dua hal yaitu, harus memperhatikan bagian-bagian tubuh yang dapat dilatih dari karakteristik atau ciri-ciri gerak anak.



2. Karakteristik Tari Anak TK
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk dapat memberikan tari yang sesuai dengan karakteristik anak TK yaitu ada beberapa butir yang harus diketahui antara lain :

a. Tema
Bahwa pada umumnya anak-anak selalu menyenangi apa yang pernah dia lihat. Dari apa yang dilihatnya secara tidak disadari atau disadari dengan spontan. Anak akan menirukan gerak-gerak yang sesuai dengan apa yang pernah dilihatnya.
Dari gerak-gerak yang pernah dilihat dan diamati oleh anak maka dapat dijadikan suatu tema. Tema-tema yang pada umumnya disenangi oleh anak-anak TK diantaranya adalah tingkah laku binatang seperti : kucing, anjing, burung, kupu-kupu, bebek dan lain-lain. Anak juga menirukan tingkah laku manusia seperti : ayah, ibu, dokter, insinyur dan lain-lain.
b. Bentuk Gerak
Bentuk gerak yang sesuai dengan karakteristik tari anak-anak, pada umumnya gerak-gerak yang dilakukannya tidaklah terlalu sulit dan sangat sederhana sekali. Mengingat pada dasarnya imajinasi anak TK tinggi dan mempunyai daya kreativitas yang tinggi pula. Dan bentuk-bentuk gerak yang biasa dilakukan adalah bentuk gerak-gerak yang lincah, cepat dan seakan menggambarkan kegembiraannya.
c. Bentuk Iringan
Dilihat dari karakteristik anak yang senang bergerak dengan gembira, anak TK biasanya menyenangi musik iringan yang menggambarkan kesenangan dan kegembiraan. Terutama lagu-lagu anak yang mudah diingat, misalnya : lagu kelinciku, kebunku, kupu-kupuku dan lainlain.
d. Jenis Tari
Apabila suatu karya cipta gerak tari sudah tersusun dan menjadi satu kesatuan tari anak, maka dibentuklah menjadi satu bentuk tari dan sebuah jenis tari yang sesuai dengan karakteristik dan sifat anak TK yang memiliki sifat kegembiraan atau kesenangan, geraknya yang lincah dan sederhana, dan iringan musiknya pun mudah dipahami oleh anak.
C. Tujuan Tari
Ketrampilan gerak tari bukanlah tujuan utama namun pengembangan berbagai aspek kreativitas pada diri siswa merupakan orientasi yang dilaksanakan dalam proses pembelajarannya.
Tujuan utama dari tari adalah membantu menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan siswa melalui tari untuk menemukan hubungan antara tubuhnya dengan seluruh eksistensinya

Sabtu, 11 Desember 2010

Metode Pengembangan Seni

Sifat dasar seni
-Kreatif
-Individualis
-Ekspresif/perasaan
-Keabadian
-Universal/integral/menyeluruh

Seni dalam pendidikan >> untuk mengembangkan kemampuan mengekspresikan diri.Anak harus dikembangkan ekspresi seninya.Sebenarnya anak sudah mempunyai basik terhadap seni dan kita hanya mengembangkan potensi dirinya.

Cara mengembangkan ekspresi dan seni d TK adalah dengan bernyanyi.

Kesenian itu terkait banyak aspek diantaranya:sejarah, sosial budaya dll (pamahaman anak mengenai musik)
Tujuan seni: untuk menghargai, toleransi dan demokratis dalam masyarakat.Seni bisa menyatukan golongan yang berbeda-beda ( misalnya antar budaya/pertukaran budaya)
Seni harus disesuaikan dengan kapasitas anak, emosi anak dan saling menghargai.
Dalam menggambar, semua indera anak berkembang (mata,otak, bahasa)misalnya dalam menggambar anak menuangkan apa yang dia lihat dan dituangkan dalam bentuk gambar, otak anakpun bekerja dan dapat mempresentasikan apa yang dia gambar.
Seni >> kreativitas harus sesuai dengan minat anak
Seni>>berperan dalam mengaktifkan kemampuan fungsi otak kiri.

Metode Pengembangan Seni

Rabu, 03 November 2010

Konstruktivisme dalam Pembelajaran

Teori belajar Kontstruksi merupakan teori-teori yang menyatakan bahwa peserta didik itu sendiri yang harus secara pribadi menemukan dan menerapkan informasi kompleks, mengecek informasi baru dibandingkan dengan aturan lama dan memperbaiki aturan itu apabila tidak sesuai lagi, jadi peserta didik yang harus aktif membangun pengetahuan dalam pikiran mereka sendiri.
Konstruktivisme lahir dari gagasan Jean Piaget dan Vigotsky dimana keduanya menekankan bahwa perubahan kognitif hanya terjadi jika konsepsi-konsepsi yang telah dipahami diolah melalui suatu proses ketidakseimbangan dalam upaya memakai informasi-informasi baru. Hakikat dari teori konstruktivism adalah ide bahwa peserta didik harus menjadikan informasi itu miliknya sendiri. Teori ini memandang peserta didik secara terus menerus memeriksa informasi-informasi baru yang berlawanan dengan aturan-aturan lama dan memperbaiki aturan-aturan tersebut. Salah satu prinsip paling penting adalah guru tidak dapat hanya semata-mata memberikan pengetahuan kepada peserta didik, peserta didik harus membangun pengetahuan di dalam benaknya sendiri., guru hanya membantu proses ini dengan cara-cara mengajar yang membuat informasi menjadi sangat bermakna dan sangat relevan bagi peserta didik dengan memberikan kesimpulan kepada peserta didik untuk menerapkan sendiri ide-ide dan mengajak peserta didik agar peserta didik menyadari dan secara sadar menggali strategi-strategi mereka sendiri untuk belajar.
1. Konsep Belajar Konstruktivisme Jean Piaget
Menurut Piaget, manusia memiliki struktur pengetahuan dalam otaknya seperti sebuah kotak-kotak yang mesing-masing mempunyai makna berbeda-beda.Pengalaman yang sama dimaknai berbeda oleh masing-masing individu dan disimpan dalam kotak yang berbeda . Setiap pengalaman baru akan dihubungkan dengan kotak-kotak atau struktur pengetahuan dalam otak manusia (Nurhadi,2004).Oleh karena itu, pada saat manusia belajar, menurut piaget, sebenarnya telah terjadi dua proses dalam dirinya, yaitu proses organisasi informasi dan proses adaptasi.
a. Proses Organisasi adalah proses ketika manusia menghubungkan informasi yang diterimanya dengan struktur-struktur pengetahuan yang sudah disimpan atau sudah ada sebelumnya, sehingga manusia dapat memehami informasi baru yang didapatnya dengan menyesuaikan informasi tersebut dengan struktur pengetahuan yang dimilikinya sehingga dapat mengasimilasikan atau mengakomodasikan informasi atau pengetahuan tersebut
b. Proses adaptasi adalah proses yang berisi dua kegiatan.Pertama , menggabungkan atau mengintegrasikan pengetahuan yang diterima oleh manusia atau yang disebut asimilasi. Kedua, mengubah struktur yang dimilikidenga struktur pengetahuan baru, sehingga akan terjadi keseimbangan (equilibrium). Dalam proses adaptasi ini, Peaget mengemukakan empat konsep dasar (Nurhadi,2004) yaitu :
- Skemata adalah struktur kognitif yang selalu berkembang dan berubah.
- Asimilasi adalah proses kognitif individu dalam usahanya mengadaptasikan diri dengan lingkungannya.
- Akomodasi adalah suatu proses kognitif yang berlangsung sesuai dengan pengalaman baru.
- Keseimbangan. Dalam proses adaptasi terhadap lingkungan, individu berusaha untuk mencapai mental atau skemata yang stabil, dalam artian adanya keseimbangan antara proses asimilasi dan proses adaptasi.
Proses adaptasi manusia dalam menghadapi pengetahuan barujuga ditentukan oleh fase perkembangan kognitifnya. Jean Peaget membagi fase perkembangan manusia ke dalam empat fase perkembangan manusia (Mar’at,2005) yaitu 1). Periode sensosi-moto (usia 0-18/24 bulan), 2) periode preoperasional (usia 2-7 tahun), 3) periode operasional konkret (7-11 tahun), 4). Periode operasional formal (lenih dari 11 tahun).


2. Konsep Belajar Kontruktivisme Vygotsky
Menurut Vygotsky (Elliot,2003),belajar adalah sebuah proses yang melibatkan dua elemen penting. Pertama, belajar merupakan proses secara biologi sebagai proses dasar.Kedua, proses secara psikososial sebagai proses yang lebih tinggi dan esensinya berkaitan dengan lingkungan social budaya. Pendekatan konstruktivisme dalam pengajaran lebih menekankan pada pengajaran Top-Down daripada Bottom-Up. Top-Down berarti peserta didik mulai dengan masalah-masalah yang kompleks untuk dipecahkan dan selanjutnya memecahkan atau menemukan (dengan bantuan guru) keterampilan-ketrampilan dasar yang diperlukan. Constructivism dibagi tiga yaitu :
a. Zone of Proximal Development atau zona perkembangan terdekat adalah ide bahwa peserta didik belajar konsep paling baik apabila konsep itu berada dalam zona perkembangan terdekat mereka.
b. Cognitive Apprenticeship, konsep lain yang diturunkan dari teori Vygotsky menekankan pada dua-duanya hakikat sosial dari belajar dan zona perkembangan terdekat adalah pemagangan kognitif .
c. Scaffolding atau mediated learning, akhirnya teori Vygotsky menekankan bahwa scaffolding atau mediated learning atau dukungan tahap demi tahap untuk belajar dan pemecahan masalah sebagai suatu hal penting dalam pemikiran konstruktivism modern.
. Prinsip-prinsip konstruktivisme telah banyak digunakan dalam pendidikan sains dan matematika. Prinsip-prinsip yang sering diambil dari konstruktivisme antara lain:
1). pengetahuan dibangun oleh peserta didik secara aktif;
2). tekanan proses belajar mengajar terletak pada peserta didik;
3). mengajar adalah membantu peserta didik belajar;
4). tekanan dalam proses belajar lebih pada proses dan bukan pada hasil belajar;
5). kurikulum menekankan pada partisipasi peserta didik;
6). guru adalah fasilitator (Paul Suparno:1997).


Teori konstruktivisme ini disarankan digunakan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar bentuk yang bisa dilakukan diantaranya konsep pembelajar mandiri (learner utonomy ), belajar kelompok (cooperative learning).Guru hanya sebagai mediator, selanjutnya peserta didik secara sendiri-sendiri maupun kelompok aktiv untuk memecahkan persoalan yang diberikan guru sehingga mereka dapat membangun pengetahuan.

























Daftar Pustaka
Baharudin:Esa Nur Wahyuni,2010
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Multiple Intelegensi

Teori Intelegensi ganda (multiple Intelegensi )ditemukan dan dikembangkan oleh Howard Gardner , seorang psikolog perkembangan dan professor pendidikan dari Graduate School of Education, Harvard University, Amerika Serikat. Gardner mendefinisikan intelegensi sebagai kemampuan untuk memecahkan persoalan dan menghasilkan produk dalam suatu setting yang bermacam-macam dan dalam situasi yang nyata. Sebelum Gardner, pengukuran IQ seseorang didasarkan pada test IQ saja, yang hanya menonjolkan kecerdasan matematis-logis dan linguistik. Sehingga mungkin saja dijumpai orang yang nilai test IQnya tinggi tetapi tidak sukses dalam menjalin hubungan dengan orang lain dalam kehidupan sehari-hari.
Penemuan Gardner tentang intelegensi seseorang telah mengubahkonsep kecerdasan. Bagi Gardner , suatu kemampuan disebut intelegensi bila menunjukan suatu kemahiran dan ketrampilan seseorang untuk memecahkan masalah dan kesulitan yang ditemukan dalam hidupnya.

Gardner mengumpulkan banyak jenis kemampuan manusia yang dikategorikan kecerdasan menurut pengertiannya. Setelah kemampuan tersebut dianalisis secar teliti, Gardner membagi kecerdasan manusia dalam 9 kategori (Suparno,2004),yaitu:
1. Kecerdasan Linguistik/bahasa
Kemampuan seseorang dalam menggunakan kata-kata, baik secara lisan maupun tulisan, untuk mengekspresikan ide-ide atau pikiran-pikiran yang dimilikinya. Orang yang mempunyai kecerdasan linguistik tinggi akan berbahasa lanacar, baik dan lengkap. Ia mudah untuk mengetahui dan mengembangkan bahasa dan mudah mempelajari berbagai bahasa. mudah pikirannya secara verbal.Mereka banyak mengajukan pertanyaan dan senang berdiskusi.
2. Kecerdasan Logikal matematik
Merupakan kecerdasan yang berkaitan dengan kemampuan penggunaan bilangan dan logika secara efektif, seperti yang dimiliki metematikawan, saintis, dan programmer.Pemikiran yang berintelegensi matematis-logis adalah induktif Sn deduktif.Jalan pikirannya bernalar dan dengan mudah mengembangkan pola sebab akibat.Bila menghadapi persoalan, dia akan lebih dulu menganalisisnya secara metematis.Biasanya orang yang menonjol dalam intelegensi ini akan menjadi organisator yang baik.

3. Kecerdasan Kinestetik/gerak.
Kemampuan kemampuan seseorang untuk secara aktif menggunakan bagian-bagian atau seluruh tubuhnya untuk berkomunikasi dan memecahkan masalah. Cepat mempelajari dan menguasai kegiatan yang melibatkan fisik, baik motorik kasar maupun halus. Mereka yang cerdas dalam bidang ini biasanya mampu menggunakan seluruh anggota tubuhnya dalam pekerjaan,memecahkan masalah, ketrampilan tangan,jari, atau lengan dalam memproduksi sesuatu seperti yang dimiliki oleh para atlet, pemain film atau drama , penari, penyulam dan sebagainya.
4. Kecerdasan Spasial
Kemampuan untuk menangkap dunia ruang visual secara tepat dan kemampuan untuk mengenal bentuk dan benda secara tepat serta mempunyai daya imaginasi secara tepat. contohnya pemburu, arsitek, dekorator. Tokoh terkenal seperti Sidharta ( pemahat ), Pablo Pacasso ( pelukis ) Yang termasuk dalam kecerdasan ini adalah kemampuan untuk mengenal bentuk dan benda secara tepat, melakukan perubahan bentuk benda dalam pikiran dan mengenali perubahan tersebut, menggambarkan suatu hal/benda dalam pikirannnya dan mengubahnya dalam bentuk nyata, serta mengungkapkan data dalam suatu grafik. Anak yang memiliki kecerdasan spasial akan mudah belajar ilmu ukur ruang, akan mudah menentukan letak benda dalam suatu ruangan dan dapat membanyangkan suatu benda dengan benar meskipun dalam perspektif.
5. Kecerdasan musical
Kemampuan untuk mengmbangkan dan mengekspresikan, menikmati bentuk-bentuk musik dan suara,peka terhadap ritme, melodi dan intonasi, serta kemampuan memainkan alat musik,memnyanyi,menciptakan lagu, menikmati lagu, musik dan nyanyian.Sangat senstitif terhadap bunyi dan cepat mempelajari berbagai jenis musik, lagu dan alat-alat musik.
6. Kecerdasan intrapersonal
Mudah mengenali perasaan diri dan mampu bertindak secara adaktif .Termasuk dalam intelegensi ini adalah kemampuan berefleksi dan menyeimbangkan diri, mempunyai kesadaran tinggi akan gagasan-gagasan, mempunyai kemampuan menganbil keputusan pribadi, sadar akan tujuan hidup, dapat mengendalikan emosi, sehingga kelihatan tenang, menghayati puisi, drama, bermeditasi, menulis jurnal dan bercerita.Orang yang memiliki kecerdasan ini akan dapat berkonsentrasi dengan baik, pengenalan terhadapa diri sendiri mendalam dan seimbang, memiliki kesadaran realitas, suka bekerja sendirian, pendiam dan kurang tertarik bekerja sama.
7. Kecerdasan interpersonal
Kemampuan seseorang untuk untuk mengerti dan menjadi peka terhadap perasaan, intensi,motivasi, watak dan temperamen orang lain. Mudah bergaul dengan orang lain, senang mencari teman,dan senang terlibat dalam kerja kelompok. Mereka yang cerdas dalam bidang ini biasanya mampu membaca perasaan orang lain melalui nada bicara seseorang, gerak tubuh, dan ekspresi wajah. Biasanya mereka juga mudah menyelesaikan konflik dengan orang lain.Secara umum, intelegensi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk menjalin relasi dan komunikasi dengan berbagai orang.
8. Kecerdasan Naturalis
Menurut Gardner,orang yang memiliki kecerdasan lingkungan atau natural ini memiliki kemampuan mengerti flora dan fauna dengan baik, dapat memehami dan menikmati alam dan menggunakannnya secara produkstif dalam bertani, berburu dan mengembangkan pengetahuan akan alam. Cepat mempelajari fenomena alam, biologi, mengamati kehidupan tumbuhan, binatang, serta gemar akan kegiatan pecinta alam.
9. Kecerdasan spiritual
Kemampuan untuk berfikir dalam tentang makna dan arti hidup dan mempertanyakan “mengapa kita hidup” dan mengapa kita mati” Di daamnya termasuk pula kemampuan menyadari bahwa dirinya adalah bagian dari keseluruhan dan saling terkait.
Implikasi kecerdasan Ganda dalam pembelajaran
Secara umum implikasi kecerdasan ganda dalam diri manusia bisa dikembangkan. Ada beberapa prinsip yang dapat dijadikan pedoman untuk membantu kecerdasan ganda yang dimiliki oleh anak. Haggerty (Supanro,2004) mengungkapka beberapa prinsip untuk membantu intelegensi ganda, yaitu:
- Pendidikan harus memperhatikan semua kemampuan intelektual. Seorang guru tidak boleh terpaku pada satu jenis kemampuan saja untuk menjawab persoalan-persoalan secara menyeluruh.
- Pendidikan harusnya individual. Setiap karakteristik yang dimiliki siswa mendapat perhatian dalam proses pembelajaran sehingga siswa yang memiliki kemampuan tertentu merasa diperhatikan.
- Pendidikan harus memotivasi siswa untuk menentukan tujuan dan program belajar dengan cara memberi kebebasan kepada siswa untuk menentukan cara belajar sendiri sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya dan mengevaluasinya.
- Sekolah memberikan fasilitas kepada siswa untuk mengembangkan intelegensi ganda yang dimilikinya.
- Evaluasi pembelajaran harus lebih kontekstual dan bukan hanya tes tertulis dan lebih menekankan pada penilaian peforma siswa dalam proses belajar apakah sesuai dengan criteria yang diharapkannya atau tidak.
- Proses pembelajaran sebaiknya tidak dibatasi hanya dalam gedung sekolah . Konsep kecerdasan ganda memungkinkan proses pembelajaran dilakukan diluar gedung sekolah , tetapi bisa lewat masyarakat,kegiatan ekstra, atau kontak dengan orang lain. ,
Daftar Pustaka
Baharudin:Esa Nur Wahyuni,2010
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Konsep dan Implikasi Teori Belajar Sosial (Albert Bandura)

Teori Belajar Sosial disebut Teori Observational Learning (Belajar Observasional dengan pengamatan ).Tokoh utama teori ini adalah Albert Bandura. Bandura memandang tingkah laku manusia bukan semata-mata refleks otomatis atas stimulus ,melainkan juga akibat reaksi yang timbul sebagai hasil interaksi antara lingkungan dengan skema kognitip manusia itu sendiri.
Prinsip Dasar Social learning :
a. Sebagian besar dari yang dipelajari manusia melalui peniruan (Imitation),penyajian contoh perilaku (modeling).
b. Dalam hal ini, peserta didik mengubah perilaku sendiri melalui penyaksian cara orang/sekelompok orang bereaksi/merespon sebuah stimulus tertentu.
c. Peserta didik dapat mempelajari respon-respon baru dan deangan cara pengamatan terhadap perilaku orang lain,misalnya guru/orang taunya
Pendekatan teori belajar sosial terhadap proses perkembangan sosial dan moral peserta didik ditekankan pada perlunya conditioning (pembiasaan merespons) dan imitation (peniruan).
Prosedur-prosedur Social learning :
a. Conditioning
Prosedur belajar dalam mengembangkan perilaku social dan moral pada dasarnya sama dengan prosedur belajar dalam mengembangkan perilaku-perilaku lainnya, yakni dengan ; Reward (hadiah), Punishment (hukuman). Dasar pemikirannya : Sekali seorang peserta didik mempelajari perbedaan antara perilaku-perilaku yang menghasilkan ganjaran (reward) dengan perilaku-perilaku yang mengakibatkan hukuman (punishment), sehingga dia bisa memutuskan sendiri perilaku mana yang akan dia perbuat. Komentar orang tua / guru : ketika mengganjar/menghukum peserta didik merupakan faktor yang penting untuk proses penghayatan peserta didik tersebut terhadap moral standards (patokan-patokan moral ). Orang tua dan guru diharapkan memberi penjelasan agar peserta didik tersebut benar-benar paham mengenai jenis perilaku mana yang menghasilkan ganjaran dan jenis perilaku mana yang menimbulkan sangsi. Reaksi-reaksi seorang peserta didik terhadap stimulus yang ia pelajari adalah hasil dari adanya pembiasaan merespons sesuai dengan kebutuhan.Melalui proses pembiasaan merespons (conditioning) ini, sehingga timbul pemahaman bahwa ia dapat menghindari hukuman dengan memohon maaf yang sebaik-baiknya agar kelak terhindar dari sanksi.
b. Imitation
Imitation (peniruan). Dalam hal ini, orang tua dan guru diharapkan memainkan peran penting sebagai seorang model / tokoh yang dijadikan contoh berperilaku sosial dan moral bagi peserta didik. Contoh : Mula-mula seorang peserta didik mengamati model gurunya sendiri yang sedang melakukan sebuah sosial, umpamanya menerima tamu, lalu perbuatan menjawab salam, berjabat tangan, beramah-tamah, dan seterusnya yang dilakukan model itu diserap oleh memori peserta didik tersebut. Diharapkan, cepat/lambat peserta didik tersebut mampu meniru sebaik-baiknya perbuatan social yang dicontohkan oleh model itu. Kualitas kemampuan peserta didik dalam melakukan perilaku social hasil pengamatan terhadap model tersebut, antara lain bergantung pada ketajaman persepsinya mengenai ganjaran dan hukuman yang berkaitan dengan benar dan salahnya perilaku yang ia tiru dari model tadi. Selain itu, tingkat kualitas imitasi tersebut juga bergantung pada persepsi peserta didik “ siapa “ yang menjadi model. Maksudnya, semakin piawai dan berwibawa seorang model, semakin tinggi pula kualitas imitasi perilaku social dan moral peserta didik tersebut. Jadi dalam Social Learning, anak belajar karena contoh lingkungan. Interaksi antara anak dengan lingkungan akan menimbulkan pengalaman baru bagi anak-anak. Sebagai contoh hasil belajar ini adalah keagresifan anak bukan tidak mungkin disebabkan oleh tayangan kekerasan dalam film-film laga di Televisi. Anak-anak SLTP, SLTA cara memakai baju yang ketat, tidak rapi, gaya bicara yang prokem ternyata akibat nonton tayangan televisi yang menyajikan sinetron remaja. Anak-anak yang konsumerisme/suka jajan ternyata pengaruh lingkungan yang memberikan contoh konsumerisme. Maka disini perlu peran dari orang tua, dan guru sebagai panutan bagi anak. Agar kedua tokoh ini dapat memberikan bantuan penyelesaian masalah anak-anak dengan baik.

Minggu, 29 Agustus 2010

Agama dan Ruang Lingkupnya

AGAMA DAN RUANG LINGKUPNYA

BAB I
PENDAHULUAN

1.. Latar Belakang

Dalam kesempatan ini kita akan mencoba membuat dan mengupas makalah mengenai Agama dan ruang lingkupnya. Pertama-tama kita akan membahas menegenai pengertian agama secara etimologi dan secara terminology.

Agama berasal dari bahasa sansekerta a dan gama, artinya a = cara, jalan, the way; gama mulanya gam adalah bahasa IndoGermania = bahasa Inggris to go = jalan,cara-cara berjalan,cara-cara sampai pada keridhaan Tuhan.

Sesuai dengan judul makalah ini, maka penyusun akan membahas mengenai pengertian agama yang didalamnya mengupas mengenai pengertian secara bahasa dan secara istilah.

1.2 Rumusan masalah
1. Pengertian Agama
• Secara Etimilogy
• Secara Terminologi
2. Ruang Lingkup Agama
• Menurut Aqidah
• Ibadah
• Syariah/Hukum Islam
• Akhlak







2. Pengertian Agama

2.1. Pengertian Agama secara Etimologi
a. Din, di dalam al-munjid dapat kita temukan keterangan tentang arti Din sebagai berikut :Ad-Din (Jama’:Adyan): (1) Al-Jaza wa’l-mukafah;(2) Al_Qadha; (3)Al-Malik/al-Muluk wa’Sulthan;(4)At-Tadbir;(5)Al-Hisab (Artinya1) pahala,(2) ketentuan,(3) kekuasaan,(4)pengelolaan, (5) perhitungan.
b. Agama ,dalam berbagai buku banyak yang mendefinikan bahwa a = tidak, gama = kacau sebenarnya ini tidak ilmiah.Tapi kalau a panjang agama berarti a = cara,jalan,the way;gama, mulanya gamadalah bahasa Indo Gernmania = bahasa Inggris to go = jalan,cara-cara berjalan,cara-cara sampai kepada keridhoan Allah.
c. Religie (religion) menurut pujangga Kristen,Saint Augustinus,bersal dari “re dan eligare” yang berarti”memilih kembali” dari jalan sesat ke jalan Tuhan.
d. Religie, menurut Lactantius, berasal dari kata “re” dan “ligare” yang artinya “menghubungkan kembali sesuatu yang telah putus”.Yang dimaksud ialah menghubung antara Tuhan dan manusia yang telah terputus oleh karena dosa-dosanya.
e. Religie berasal dari “re” dan “ligere” yang berarti “membaca berulang-ulang bacaan-bacaan suci” dengan maksud agar jiwa si pembaca terpengaruh oleh kesuciannya.Demikian pendapat Cicero.

Berbicara mengenai agama maka terdapat tiga padanan kata yang semakna dengannya yaitu religi, al-din dan agama. Walaupun sebagian pendapat ada yang mengatakan bahwa ketiganya berbeda satu sama lainnya seperti pendapat Sidi Gazalba dan Zainal Arifin Abbas yang mengatakan al-din lebih luas pengertiannya daripada religi dan agama. Agama dan religi hanya berisi hubungan manusia dengan Tuhan saja sedangkan al-din berisi hubungan manusia dengan Tuhan dan hubungan manusia dengan manusia. Sedangkan menurut Zainal Arifin Abbas, kata al-din (memakai awalan al-ta’rif) hanya ditujukan kepada Islam saja.
Sedangkan pendapat yang mengatakan ketiga kata diatas mempunyai makna sama seperti pendapat Endang Saifuddin Anshari dan Faisal Ismail. Perbedaan hanya terletak pada segi bahasanya saja. Kemudian secara etimologis agama berasal dari bahasa sanskerta, masuk dalam perbendaharaan bahasa Melayu (nusantara) dibawa oleh agama Hindu dan Budha. Pendapat yang lebih ilmiah, agama berarti jalan. Maksudnya jalan hidup atau jalan yang harus ditempuh oleh manusia sepanjang hidupnya atau jalan yang menghubungkan antara sumber dan tujuan hidup manusia, atau jalan yang menunjukkan darimana, bagaimana dan hendak kemana hidup manusia di dunia ini.
Religi berasal dari kata religie (bahasa Belanda) atau religion (bahasa Inggris), masuk dalam perbendaharaan bahasa Indonesia dibawa oleh orang-orang Barat yang menjajah bangsa Indonesia. Religi mempunyai pengertian sebagai keyakinan akan adanya kekuatan gaib yang suci, menentukan jalan hidup dan mempengaruhi kehidupan manusia yang dihadapi secara hati-hati dan diikuti jalan dan aturan serta norma-normanya dengan ketat agar tidak sampai menyimpang atau lepas dari kehendak jalan yang telah ditetapkan oleh kekuatan gaib suci tersebut.
Din berasal dari bahasa Arab yang berarti undang-undang atau hukum yang harus ditunaikan oleh manusia dan mengabaikannya berarti hutang yang akan dituntut untuk ditunaikan dan akan mendapat hukuman atau balasan jika ditinggalkan.
Dari etimologis ketiga kata di atas maka dapat diambil pengertian bahwa agama (religi, din): (1) merupakan jalan hidup yang harus ditempuh oleh manusia untuk mewujudkan kehidupan yang aman, tentram dan sejahtera; (2) bahwa jalan hidup tersebut berupa aturan, nilai atau norma yang mengatur kehidupan manusia yang dianggap sebagai kekuatan mutlak, gaib dan suci yang harus diikuti dan ditaati. (3) aturan tersebut ada, tumbuh dan berkembang bersama dengan tumbuh dan berkembangnya kehidupan manusia, masyarakat dan budaya.

2..2 Pengertian Agama secara terminology
Dalam Everyman’s Encyclopedia, rumusan tentang religion. Religion dalam arti luas dapat didefinisikan sebagai”penerimaan atas tata aturan daripada kekuatan-kekuatan yang lebih tinggi dripada manusia itu sendiri”.

Sementara itu, Vergilius Ferm, seorang ahli ilmu pengetahuan keagamaan dan perbandingan agama, setelah mengajukan sepuluh macam keberatan-keberatan terhadap usaha mendefinisikan religion,namun pada akhirnya toh diajukan juga rumusannya sendiri sebagai berikut: “Agama ialah seperangkat makna dan kelakuan yang bersal dari individu-individu yang religius.Lagi-lagi,agama ialah istilah yang menunjuk pada semua agama-agama yang dapat ditangkap baik formal maupun informal”.

Tidak ada satu definisi tentang religion (Din,agama religie) yang dpat diterima secara umum. Para filusuf, para sosiolog,para psikolog,dan para teolog dan lain-lainnya telah merumuskan definisi tentang religion menurut caranya
Secara terminologi dalam ensiklopedi Nasional Indonesia, agama diartikan aturan atau tata cara hidup manusia dengan hubungannya dengan tuhan dan sesamanya. Dalam al-Qur’an agama sering disebut dengan istilah din. Istilah ini merupakan istilah bawaan dari ajaran Islam sehingga mempunyai kandungan makna yang bersifat umum dan universal. Artinya konsep yang ada pada istilah din seharusnya mencakup makna-makna yang ada pada istilah agama dan religi.
Konsep din dalam Al-Qur’an diantaranya terdapat pada surat Al-Maaidah ayat 3 ;
(Diharamkan bagimu (memakan) bangkai,darah,daging babi (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah,yang tercekik,yang dipukul,yang jatuh,yang ditanduk dan yang diterkam binatang buas,kecuali yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan juga) mengundi nasib dengan anah panah,(mengundi nasib dengan anah panah itu) adalah kefasikan.Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu,sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada Ku.Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah Kucukuplkan kepadamu ni’matKu,dan telah Kuridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa,sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang),


Yang mengungkapkan konsep aturan, hukum atau perundang-undangan hidup yang harus dilaksanakan oleh manusia. Islam sebagai agama namun tidak semua agama itu Islam. Surat Al-Kafirun ayat 1-6
1. Katakanlah “Hai orang-orang kafir)
2. aku tidak akan menyembah apa yang aku sembah
3.Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah
4.Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah
5.dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah
6. Untukmulah agamamu dan untukulah agamaku

Mengungkapkan tentang konsep ibadah manusia dan kepada siapa ibadah itu diperuntukkan. Dalam surat As-Syura ayat 13
“ Dia telah mensyari’atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkanNya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah kami wasiatkan kepada Ibrahim,Musa dan Isa yaitu:Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang kamu seru mereka kepadanya.Allah menarik kepada agama itu orang yang dikehendakiNya dan memberi petunjuk kepada (agama)Nya orang yang kembali (kepada)Nya”.
Ayat ini mengungkapkan din sebagai sesuatu yang disyariatkan oleh Allah.
Dalam surat As-Syura ayat 21
“Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyari’atkan mereka agama yang tidak diizinkan Allah? Sekiranya tak ada ketetapan yang menentukan (dari Allah) tentulah mereka telah dibinasakan.Dan sesungguhnya orangorang yang zalim itu akan memperoleh azab yang amat pedih.”
Din juga dikatakan sebagai sesuatu yang disyariatkan oleh yang dianggap Tuhan atau yang dipertuhankan selain Allah. Karena din dalam ayat tersebut adalah sesuatu yang disyariatkan, maka konsep din berkaitan dengan konsep syariat. Konsep syariat pada dasarnya adalah “jalan” yaitu jalan hidup manusia yang ditetapkan oleh Allah. Pengertian ini berkembang menjadi aturan atau undang-undang yang mengatur jalan kehidupan sebagaimana ditetapkan oleh Tuhan. Pada ayat lain, yakni di surat Ar-Rum ayat 30
“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada Agama (Allah);(tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah Allah (itulah) agama yang lurus;tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”
Disini dijelaskan bahwa, konsep agama juga berkaitan dengan konsep fitrah, yaitu konsep yang berhubungan dengan penciptaan manusia.
3. Ruang Lingkup Agama
3.1 Ruang lingkup agama dilihat dari beberapa aspek
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi keserasian, keselarasan, dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia dengan sesama manusia, dan ketiga hubungan manusia dengan dirinya sendiri, serta hubungan manusia dengan makhluk lain dan lingkungannya.
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam juga identik dengan aspek-aspek Pengajaran Agama Islam karena materi yang terkandung didalamnya merupakan perpaduan yang saling melengkapi satu dengan yang lainnya.
Apabila dilihat dari segi pembahasannya maka ruang lingkup Pendidikan Agama Islam yang umum dilaksanakan di sekolah adalah :
a. Pengajaran keimanan
Pengajaran keimanan berarti proses belajar mengajar tentang aspek kepercayaan, dalam hal ini tentunya kepercayaan menurut ajaran Islam, inti dari pengajaran ini adalah tentang rukun Islam.
b. Pengajaran akhlak
Pengajaran akhlak adalah bentuk pengajaran yang mengarah pada pembentukan jiwa, cara bersikap individu pada kehidupannya, pengajaran ini berarti proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan supaya yang diajarkan berakhlak baik.
c. Pengajaran ibadah
Pengajaran ibadah adalah pengajaran tentang segala bentuk ibadah dan tata cara pelaksanaannya, tujuan dari pengajaran ini agar siswa mampu melaksanakan ibadah dengan baik dan benar. Mengerti segala bentuk ibadah dan memahami arti dan tujuan pelaksanaan ibadah.
d. Pengajaran fiqih
Pengajaran fiqih adalah pengajaran yang isinya menyampaikan materi tentang segala bentuk-bentuk hukum Islam yang bersumber pada Al-Quran, sunnah, dan dalil-dalil syar'i yang lain. Tujuan pengajaran ini adalah agar siswa mengetahui dan mengerti tentang hukum-hukum Islam dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari.
e. Pengajaran Al-Quran
Pengajaran Al-Quran adalah pengajaran yang bertujuan agar siswa dapat membaca Al-Quran dan mengerti arti kandungan yang terdapat di setiap ayat-ayat Al-Quran. Akan tetapi dalam prakteknya hanya ayat-ayat tertentu yang di masukkan dalam materi Pendidikan Agama Islam yang disesuaikan dengan tingkat pendidikannya.

f. Pengajaran sejarah Islam
Tujuan pengajaran dari sejarah Islam ini adalah agar siswa dapat mengetahui tentang pertumbuhan dan perkembangan agama Islam dari awalnya sampai zaman sekarang sehingga siswa dapat mengenal dan mencintai agama Islam.
3.2 Ruang lingkup dan ciri-ciri hukum Islam.
a) Ruang lingkup hukum Islam
Jika pada hukum Barat ruang lingkup hukum dibedakan secara tajam antara hukum privat (Perdata) dan hukum publik (pidana), maka adalah hukum Islam tidak terdapat perbedaan hal ini disebabkan karena menurut sistem hukum Islam pada hukum perdata terdapat segi-segi publik dan pada hukum publik terdapat segi-segi perdatanya.
Jika ruang lingkup hukum Islam disusun berdasarkan sistematika hukum Barat, yang membedakan antara hukum perdata (privat) dan hukum umum (publik), maka sistematika hukum Islam adalah sebagai berikut
1) Hukum perdata Islam meliputi : Hukum Munakahat yaitu : hukum yang mengatur sesuatu yang berhubungan dengan perkawinan, perceraian, serta akibat-akibatnya. Hukum Wirasah, yaitu: hukum yang mengatur segala masalah yang berhubungan dengan pewaris, ahli waris, harta warisan, dan pembagiannya (yang disebut juga dengan istilah hukum Fara’id). Hukum muamalah, yaitu : hukum yang mengatur masalah kebendaan, hak-hak atas benda, tata hubungan manusia dalam soal jual beli, sewa-menyewa, pinjam-meminjam, perserikatan, dan lain-lain sebagainya.
2) Hukum publik Islam meliputi: hukum jinayat, yaitu: hukum atau aturan-aturan mengenai perbuatan-perbuatan yang diancam dengan hukum jarimah hudud maupun jarimah ta’zir. Jarimah adalah perbuatan pidana. Jarimah hudud adalah perbuatan pidana yang bentuk dan batas hukumannya telah ditentukan dalam Al-Qur’an dan Sunnah nabi Muhammad saw, (hudud jamak dari hadd ; batas). Sedangkan jarimah ta’zir adalah perbuatan pidana yang bentuk dan ancamannya ditentukan oleh petugas sebagai pelajaran bagi pelakunya (ta’zir : ajaran atau pengajaran), hukum al-ahkam as-sulthaniyah, yaitu hukum yang membicarakan soal-soal yang berhubungan dengan kepala negara, pemerintahan, baik pemerintahan daerah maupun pemerintahan pusat, tentara, pijak, dan sebagainya. Hukum siyar, yaitu hukum yang mengatur urusan perang, damai, tata hubungan dengan pemeluk agama dan negara lain. Hukum mukhasamat, yaitu hukum yang mengatur tentang peradilan kehakiman, dan hukum acara.[37]
b) Ciri-ciri hukum Islam
Ciri-ciri (kekhususan) hukum Islam yang membedakannya dengan hukum yang lainnya, adalah :
1) Hukum Islam berdasarkan atas wahyu Allah swt, yang terdapat dalam Al-Qur’an dan dijelaskan oleh Sunnah rasul-Nya.
2) Hukum Islam dibangun berdasarkan prinsip aqidah (iman, dan tauhid) dan akhlak (moral)
3) Hukum Islam bersifat universal (alami), dan diciptakan untuk kepentingan seluruh umat manusia (rahmatan lil alamin)
4) Hukum Islam memberikan sanksi di dunia dan sanksi di akhirat (kelak)
5) Hukum Islam mengarah kepada jam’iyah (kebersamaan) yang seimbang antar kepentingan individu dan masyarakat.
6) Hukum Islam dinamis dalam menghadapi perkembangan dan tuntutan zaman (sesuai dengan tuntutan waktu dan tempat).
7) Hukum Islam bertujuan menciptakan kesejahteraan di dunia dan kesejahteraan di akhirat.














Kesimpulan
Esensi ajaran Islam adalah Akhlak. Sebagaimana dijelaskan dalam hadits Rasul : "Sesungguhnya Aku diutus untuk memperbaiki akhlak." Akhlak mulia merupakan puncak dari keber-agamaan kita. Semua ajaran Islam seyogyanya berpusat pada pembinaan akhlak yang mulia. Mewabahnya korupsi, kolusi, anarkisme, tindakan-tindakan kekerasan, dekadensi moral semuanya berasal dari kegagalan pendidikan agama yang ada. Pendidikan agama tidak diarahkan pada kontekstualisasi penanaman akhlakul karimah melalui pembiasaan-pembiasaan positif. Pembiasaan yang bertujuan untuk mengukir akhlak melalui proses mengetahui, mencintai, dan bertindak yang baik,yaitu proses pendidikan yang melibatkan aspek kognitif, emosi, dan fisik, sehingga akhlak mulia bisa terukir menjadi habit of the mind, heart, and hands (kebiasaan pikiran ,hati dan tangan). Keterbelakangan umat Islam terutama karena merebaknya krisis moral dalam masyarakat Islam. Banyak nilai-nilai positif ajaran Islam yang telah jauh ditinggalkan. Kesuksesan hidup dalam Islam bukan hanya dilihat dari segi finansial belaka.Misalnya saja kasus yang sekarang ramai dibicarakan tentang tuduhan terhadap artis yang bentindak asusila, dari segi finasial mereka berlimpah,namun kehidupan mereka sekarang seperti di neraka. Akhlak yang mulia akan membawa kita pada kesuksesan hidup di dunia dan di akhirat. Nilai-nilai Islam dalam bentuk akhlak al-karimah seharusnya sudah terkristal dan terinternalisasi sejak kecil agar menjadi sikap hidup yang tak memerlukan lagi pengawasan dari luar diri individu. Ada atau tidak ada polisi akan berhenti otomatis bila lampu merah lalu lintas menyala. Ada atau tidak ada orang yang melihat secara otomatis akan menjalankan kewajibannya kepada Allah dan menjauhi larangan-Nya.






Daftar Pustaka,Ihsan, Pendidikan Agama Islam ,2010

Pelayanan Kesehatan Anak

BAB I

PELAYANAN KESEHATAN ANAK

PENDAHULUAN

Kebutuhan dasar seorang anak adalah asah,asih, dan asuh. Asah adalah stimulasi atau pendidikan, asih adalah kasih sayang dan asuh adalah pemenuhan kebutuhan fisik yaitu pemberian gizi atau nutrisi dan kesehatan yang optimal.Artinya seorang anak hanya akan dapat tumbuh kembang secara optimal bila memperoleh zat gizi yang memadai bagi pertumbuhan fisik dan otaknya serta mendapatkan perawatan kesehatan dan pencegahan penyakit.

Tidak bisa dipungkiri aspek kehidupan sangatlah penting bagi kita, karena bila kondisi kita tidak sehat, maka aktifitas kita akan terhambat. Begitu pula dengan anak-anak, bila kondisi kesehatan mereka terjaga secara fisik maupun psikologis maka proses pendidikannyapun akan berjalan dengan baik.

Guru memang menjadi salah satu pihak yang bertanggung jawab dalam menjaga kesehatan anak, tapi yang paling bertanggung jawab adalah orang tua. Karena anak belajar dari keteladanan dan kebiasaan, gaya hidup orang tua sangat mempengaruhi. Orang tua yang merokok sangat membahayakan kesehatan anak. Dalam sebuah penelitian di Amerika Serikat 22 persen anak yang orang tuanya merokok mengidap penyakit asma dan pernafasan (Murray dkk, 2004 dalam Santrock, 2007). Selain itu, asap rokok juga menyebabkan anak kekurangan vitamin C (Staruss, 2001 dalam Santrock, 2007).

Selain gaya hidup orang tua, pola asuh yang diterapkan pun mempengaruhi kesehatan anak. Pola asuh yang kurang baik diindikasikan oleh kurang maksimalnya pemberian ASI, kurang baiknya pola konsumsi pangan keluarga dan pola perawatan kesehatan dasar terutama bagi anak usia dini.

BAB II

PEMBAHASAN

  1. KESEHATAN ANAK

II.1Pengertian Sehat dan Anak Sehat

Definisi sehat menurut UU No.( Tahun 1980 tentang Pokok-Pokok Kesehatan, sehat adalah sehat badan, rohani (mental), dan social, bukan hanya sebatas dari penyakit-penyakit,cacat, dan kelemahan. Kesehatan rohani atau jiwa adalah kondisi yang memungkinkan perkembagan fisik,intelektual, dan emosional yang optimal dari seseorang.

Tujuan dari kesehatan adalah mencapai keadaan kesehatan anak didik dan lingkungan hidupnya sehingga dapat memberikan kesempatan belajar serta tumbuh secara harmonis,efisien dan optimal dengan jalan :1). Mempertinggi nilai kesehatan, 2).mencegah dan memberantas penyakit, 3). Memperbaiki dan memulihkan kesehatan.

Anak yang sehat akan mengalami tumbuh kembang yang normal dan wajar, sesuai standar pertumbuhan fisik anak umumnya dan memiliki kemampuan perkembangan sesuai standar kemampuan anak seusianya. Selain itu anak sehat juga nampak senang, mau bermain,berlari, berteriak,meloncat,memanjat, da tidak berdiam diri saja.

Janice J. Beauty dalam bukunya yang berjudul Skills for Preschool Teachers menjabarkan tentang bagaimana mengelola kelas yang sehat sebagai salah satu keahlian yang harus dimiliki pendidik Anak Usia Dini. Selain menjaga kesehatan lingkungan, kelas yang sehat berhubungan juga dengan menjaga kesehatan dan pemenuhan kebutuhan gizi anak. Kesehatan dan gizi merupakan aspek yang sangat penting dalam tumbuh kembang anak.

Dalam penelitian yang dilakukan Ernesto Pollitt dkk (1993) menyatakan bahwa pemberian makanan yang sehat dan protein, akan mempengaruhi perkembangan kognitif selanjutnya. Selain itu, apa yang anak makan juga ikut mempengaruhi irama pertumbuhan, ukuran badan dan ketahanan terhadap penyakit (Brom dkk, 2005 dalam Santrock, 2007)

Menurut santrock (2007: 157) pada umumnya masalah kesehatan yang sering dialami anak-anak adalah kurang gizi, pola makan, kurang olah raga dan pelecehan. Seperti yang dinyatakan dalam penelitian Pollitt dkk, bahwa gizi sangat mempengaruhi perkembangan kognitif anak. Pola makan sangat berkaitan erat dengan hal ini. Maraknya makanan cepat saji dengan berbagai variasi yang sangat menarik untuk anak seperti hot dog, pizza, hamburger dsb, menjadi kendala tersendiri yang mempersulit pemenuhan kebutuhan gizi yang sehat. Perlu kreatifitas yang tinggi bagi guru dan orang tua untuk mengemas makanan sehat yang menarik bagi anak layaknya makanan cepat saji.

Selain makanan sehat, olahraga merupakan aspek yang sangat mempengaruhi kesehatan mental dan fisik anak:

Exercise is linked with many aspects of being physically and mentally healthy in children and adult (Buck dkk, 2007 dalam Santrock, 2007)

Ketika berolah raga, anak menggerakan otot-otot tubuhnya yang merupakan stimulasi bagi perkembangan motorik terutama motorik kasar. Olah raga yang tepat sebagai stimulasi perkembangan motorik tersebut adalah yang sesuai dengan usia dan perkembangan anak. Ketika berolahraga pun anak belajar bersosialisasi dengan teman sebayanya. Jika olah raga tersebut berupa permainan maka anak akan belajar nilai-nilai social seperti sportifitas, kemenangan, kekalahan dan penghargaan. Karena itu kegiatan olah raga harus dikemas dengan beberapa tujuan pemberian stimulasi berbagai aspek perkembangan anak.

II.2Ciri-Ciri Anak Sehat

Menurut Departemen Kesehatan RI (1993), ciri anak sehat adalah:

  1. Tumbuh dengan baik, dapat dilihat dari naiknya berat badan dan tinggi badan secara teratur dan proporsional.
  2. Tingkat perkembangannya sesuai dengan tingkt umurnya
  3. Gesit, aktif dan gembira
  4. Mata bersih dan bersinar
  5. Nafsu makan baik
  6. Bibir dan lidah tampak segar
  7. Pernafasan tidak berbau
  8. Kulit dan rambut tampak bersih dan tidak kering/kusamMudah menyesuaikan diri dengan lingkungan.

Selain itu anak sehat juga dapat dilihat dari tingkat intelegensianya (IQ). Di bawah ini adalah klasifikasi IQ yaitu sebagai berikut :

a. Lebih dari 140 : genius

b. Antara 120-139 : Very superior

c. Antara 110-119 : superior

d. Antara 90-109 : normal,rata-rata

e. Antara 80-89 : subnormal, bodoh (slow leaner)

f. Antara 70-79 : garis batas (borderline)

g. Antara 50-69 : debil (dapat dididik dan dilatih)

h. Antara 30-40 : embicil (tidak dapat dididik)

i. Kurang dari 30 : idiot (tidak dapat dididik dan dilatih)

Anak sehat adalah anak yang normal intelegensianya yaitu IQ 80 ke atas, sehingga dapat masuk sekolahdasar biasa, bahkan yang lambat belajarnyapun (slow learner) juga bisa masuk sekolah biasa.

II.3Jenis-jenis Penyakit Menular

Janice J Beaty pun menerangkan bahwa mengelola kelas yang sehat berhubungan dengan bagaimana membuat progam pembelajaran yang meliputi kegiatan olah raga, latihan, mencuci tangan pengenalan gizi yang sehat dan pemeriksaan kesehatan. Selain itu hal yang tidak kalah pentingnya adalah memahami berbagai gejala penyakit yang sering dialami anak.

Meskipun anak yang sehat cenderung aktif, tapi kekebalan tubuh mereka belum stabil. Berbagai penyakit bisa mengancam kesehatan mereka diantaranya alergi, asma dan infeksi telinga. National Centre of Health Statistics pada tahun 2004, menyatakan penyebab kematian anak paling besar adalah kecelakaan, yang kedua adalah kanker terutama kanker darah (leukemia). Strategi untuk menghindari adalah dengan menggunakan sabuk pengaman, helm dan alat pengaman lainnya. Sedangkan penyakit kanker bisa dicegah dengan pemberian ASI.

Pemberian ASI sangat penting pada masa satu sampai enam bulan pertama. Salah satu keuntungan dari pemberian ASI adalah terbentuknya kekebalan tubuh. Manfaat ASI berdasarkan beberapa ahli kesehatan di Amerika Serikat adalah(Eiger & Olds, 1999; Hanson & Korotkova, 2002; Kramer, 2003):

1. Membuat berat badan bayi yang ideal, serta terhindar dari obesitas.

2. Mencegah alergi

3. Mencegah atau mengurangi gejala diare dan infeksi pernafasan

4. Menguatkan tulang

5. Mencegah penyakit kangker pada bayi dan kangker payudara pada ibu yang menyusui

6. mengurangi resiko SIDS (Sudden Infant Death Syndrome).

Selain berbagai penyakit yang berhubungan dengan fisik, kelainan anak yang berhubungan dengan mental pun mempengaruhi kesehatan anak. Penyakit tersebut diantaranya hiperaktif. Sebagai pendidik PAUD, diperlukan kepekaan untuk melihat berbagai gejala dari kelainan tersebut. Untuk mengatasi hal tersebut, guru harus berkonsultasi dengan orang tua dan psikologi secara intensif sehingga mengetahui bagaimana seharusnya perlakuan pada anak yang memiliki kelainan tersebut.

Anak memiliki tingkat kekebalan tubuh yang masih rendah, sehingga sangat rentan menderita penyakit. Ada beberapa penyakit yang sering menyerang anak usia dini dan bersifat menular sehingga gejalanya harus diketahui para guru atau pamong untuk mencegah penularan kepada anak lainnya. Beberapa jenis penyakit menular yang sering ditemukan pada anak adalah sebagai berikut:

  1. Cacar air

Gejala :

1). Demam ringan

2). Sakit kepala ringan

3). Tubuh Lemah

4). Keesokan harinya kulit menjadi merah dan panas. Terdapat lepuh-lepuh

(vesikel) kecil, kebanyakan bagian atas dan dada.

5). Pada keadaan lanjut atau hebat, muka dan anggota badan terkena semua

Cara penularan : melalui cairan dari lepuh yang pecah.

Pencegahan, dengan vaksinasi cacar air (varilix)

  1. Batuk Pilek ( Inspeksi Saluran Pernafasan Atas/ISPA)

Gejala :

1). Batuk,pilek, hidung tersumbat

2). Kadang badan panas

3). Lemah dan nyeri otot

4). Pusing

5). Kadang suara serak dan tenggorokan gatal

Cara penularan: melalui udara yaitu percikan ludah yang mengering di udara.

Penyebab: bakteri atau virus

Pencegahan: vaksinasi influenza

  1. Mencret (Diare)

Gejala :

1). Buang air besar (BAB) lembek sampai cair lebih dari empat kali sehari.

2). Perut mulas

3). Kadang disertai deman dan muntah-muntah

4). Lemas dan pusing

Penderita harus mendapat pertolongan secepatnya karena kemungkinan dehidrasi akibat kekurangan cairan tubuh.

Cara penularan: dari makanan/ minuman yang tercemar kuman.

Penyebab : bakteri atau virus

  1. Mata Merah (Conjunctivitis Katrhalis)

Gejala :

1). Mata Merah, keluar kotoran

2). Mata tersa pedih atau nyeri, kadang gatal

3). Pada keadaan berat, disertai demam

Cara penularan : lewat udara

Penyebab virus atau bakteri

  1. Campak (Morbili, Tampek-Sunda, Dabagen-Jawa)

Gejala :

1). Panas tinggi

2). Badan lemah, nyeri otot

3). Kadang disertai batuk,pilek

4). Pada hari ke4-5 muncul bintik-bintik merah yang teraba diseluruh tubuh.

Setelah itu bila daya tahan bagus, panas akan turun dengan sendirinya.

5). Pada keadaan berat dapat terjadi komplikasi seperti diare, radang paru atau

Atau radang otak Namun dengan keberhasilan imunisasi campak, kejadian

Komplikasi menjadi sangat jarang.

Cara penularan: percikan ludah di udara

  1. Demam Berdarah (DHF)

Adalah penyakit yang disebabkan virus Dengue. Ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegepty, yaiu nyamuk yang menggigit terutama pada siang hari dengan jam puncak jam 10 dan 16 sore, memiliki garis-garis hitam pada kaki dan badannya, hidup di air yang jernih. Pencegahan dengan menghindari gigitan nyamuk Aedes.

Gejala:

1). Deman tinggi mendadak, disertai mual dan muntah

2). Pusing

3). Nyeri ulu hati

4). Lemah dan nyeri otot

5). Kadang disertai batuk dan kerongkongan sakit

6). Terjadi pendarahan seperti bintik-bintik merah di kulit, sampai mimisan, gusi

Berdarah, muntah darah dll. Kadang gejala ini tidak muncul.

7). Pada keadaan berat dapat terjadi syok, dengan gejala ujung tangan dan kaki

Dingin , penderita sesak nafas dan gelisah, kadang kesadaran menurun.

Penderita harus segera dirawat di rumah sakit.

  1. Scabies (Gudig/Kudis)

Adalah penyakit yang disebabkan semacam kutu kecil, peularannya melalui kulit yaitu kontak langsung dengan penderita atau sumber penyakit, melalui pakaian, handuk, alas tidur, dan sebagainya.

Gejala:

1). Gatal-gatal pada malam hari

2). Timbul gelembung kecil, kadang nanah bila garukan menyebabkan infeksi

3). Lokasi terutama kulit di daerah lipatan jari dan telapak tangan, siku, paha, dan

Pantat.

Pencegahan adalah dengan menghindarkan diri dari kontak langsung dengan penderita dan barang-barang yang dipakai penderita. Usaha yang dapat dilakukan agar tidak terserang penyakit ini adalah :

    1. Mandi menggunakan sabun
    2. Badan dikeringkan dengan baik
    3. Pakaian dan barang-barang yang bekas dipakai bekas penderita direbus, dicuci, dan dijemur.
    4. Alas tidur (kasur) penderita dibersihkan dan dijemur.

  1. Panu dan kadas ( Jamur Kulit)

Adalah penyakit kuli yang disebabkan oleh jamur. Penularannya adalah kontak langsung atau melalui barang-barang yang mengandung jamur seperti handuk, sapu tangan, pakaian dll.

Gejala :

    1. Bercak putih bersisik.Pada panu bercak tidak terbatas tegas dengan daerah

Sekitarnya dan sisik lebih halus. Sedangkan pada kadas batasnya tegas dan sisik lebih lebih kasar.

    1. Teras gatal
    2. Dapat menyerang seluruh tubuh

Pencegahan:

1. Menjaga kebersihan secara umum

2. Menghindari kontak langsung/sentuhan dengan penderita

3. Menghindari penggunaan bersama barang-barang seperti handuk.

Beberapa penyakit yang dianggap menular tetapi sebenarnya tidak menular yaitu asma, alergi kulit, dan ayan (epilepsi).

II.4.Pemantauan Kesehatan Anak

Penyebab anak usia TK mengalami kecelakaan

1. Belum bisa memperkirakan atau membedakan tingkat ketinggian dan kerendahan dengan benar.

2. Suka memasukan benda kedalam mulut

3. Belum dapat mengenali atau membedakan benda atau bahan yang berbahaya dan tidak berbahaya.

4. Banyak bergerak, berlari dan melompat.

5. Keseimbangan tubuh belum sempurna.

6. Suka meniru perbuatan orang lain.

7. Rasa ingin tahu dan suka memegang suatu benda yang terjangkau.

Kecelakaan yang mungkin terjadi pada anak

1. Terjatuh

2. Keracunan

3. Kemasukan benda asing

4. Terbakar

5. Terluka, terbentur dan tertumbuk.

6. Terbekap.

7. Tenggelam.

II.5 Pelayanan Kesehatan Anak melalui P3K

Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)

1. Pengertian

a. Pertolongan yang diberikan segera setelah kecelakaan

b. Tindakan P3K ini bersifat sementara, sampai korban mendapat pertolongan dari petugas yang berwenang.

2. Tujuan P3K

a. Menyelamatkan penderita

b. Menyembuhkan penderita atau mencegah bertambah parahnya luka

3. Prinsip pokok P3K

a. Apabila ada pendarahan, dihentikan dengan secepatnya.

b. Upayakan agar penderita tetap sadar

II.5.Upaya Pemeliharaan Kesehatan Pribadi dan Lingkungan

a. Kesehatan Pribadi/Perseorangan

- Tujuan : menjaga kebersihan diri agar selalu dapat hidup sehat

- Kebersihan diri berarti menjaga kesehatan secara umum

Hal-hal yang harus diperhatikan untuk kebersihan pribadi atau perorangan :

1. Mandi setiap hari teratur menggunakan air bersih dan sabun. Muka/wajah, telinga, ketiak harus dibersihkan.

2. Telinga dibersihkan menggunakan cotton bad minimal seminggu sekali.

3. Rambt dikeramas 2-3 kali seminggu, disisir rapih

4. Gosok gigi 2-3 kali sehari, yaitu setiap habis makan dan sebelum tidur

5. Tangan harus dicuci:

- sebelum makan dan minum

- sebelum menyiapkan makanan dan minuman

- sesudah buang air kecil dan buang air besar

6. Kuku digunting pendek dan bersih, agar tak melukai kulit dan menjadi sumber

Penyakit.

7. Kaki harus dirawat dengan baik dan teratur, pakai sepatu yang cocok ukurannya. Kaos kaki harus sering diganti/dicuci.

8. Pakaian harus diganti setiap habis mandi dengan pakaian yang sudah dicuci bersih dengan sabun detergen, dijemur dibawah matahari dan disetrika.

b. Kesehatan Lingkungan

- Kesehatan manusia selalu dipengaruhi lingkungan sekitarnya

- Tujuan : agar lingkungan di sekitar tetap bersih dan sehat, sehingga dapat mencegah

Timbulnya penyakit dan penularan penyakit.

- Penularan penyakit terjadi bila ada hubungan antara 3 mata rantai:

1. Sumber penyakit

2.Perantara Penyakit

3. Orang (Host) yang lemah/peka terhadap serangan penyakit

- Cara mencapai kebersihan lingkungan di sekolah dan rumah:

1. Membersihkan peralatan sekolah

2. Membersihkan lantai

3. Sediakan tempat sampah yang tertutup dan selalu buang sampah di tempatnya

4. Membersihkan WC dan kamar kecil, membiasakan menyiramnya, tidak boleh

Membuang kotoran lain ke lubang WC atau tempat buang air kecil.

5.Membiasakan diri tidak membuang ludah di sembarang tempat

6. Jarak sumber air dengan septiktank (penampungan kotoran) minimal 10 meter

7. Hindari genangan air/air hujan di sekitar rumah

8. Setiap bangunan hendaknya memiliki saluran buangan limbah(selokan). Air

Limbah diusahakan lancar airnya.

9. Hewan peliharaan tidak berkeliaran di sekitar sekolah/rumah/tempat anak

Bermain,terutama hewan yang berkutu.

10. Penyediaan air bersih yang memenuhi syarat kesehatan

Tujuan pendidikan kesehatan adalah menanamkan kebiasaan hidup sehat kepada anak didik agar dapat turt bertanggung jawab terhadap kesehatan dirinya serta lingkungannyadan ikut aktif dalam usaha-usaha kesehatan.

II.6. Pemantauan Tumbuh Kembang Anak

Pemantauan tumbuh kembang anak sangat penting untuk mengetahui proses tumbuh kembang anak. Anak usia dini adalah anak yang sedang mengalami tumbuh kembang. Tumbuh berkaitan dengan perubahan ukuran atau perubahan angka/nilai yang menunjukkan ukuran-ukuran tadi (missal BB,TB, lingkar lengan atas,lingkar kepala, lingkar dada, dll).

Pada masa tumbuh kembang seorang anak, factor genetic yang dianggap sebagai penentu bawaan saling mempengaruhi dengan factor lingkungan yaitu antara lain infeksi, gizi, social, emosional, budaya, politik. Untuk dapat mencapai potensi genetic secara optimal, diperlukan lingkungan fisikobio-psikososial meliputi (1) keluarga, (2) kesehatan ibu dan anak (3)pemukimam (4) pendidikan (stimulasi). Keempat macam lingkungan itu saling berkaitan dan akan memenuhi kebutuhan anak untuk proses tumbuh kembangnya.

Pemantauan tumbuh kembang anak dilakukan dengan deteksi dini tumbuh kembang anak. Pengertian deteksi dini adalah upaya penyaringan yang dilakukan secara komprehensif untuk menemukan penyimpangan tmbuh kembang anak dan mengenal serta mengetahui faktor resikonya. Kegunaan dari deteksi dini ini adalah upaya pencegahan, upaya stimulasi, dan upaya penyembuhan serta pemulihan yang diberikan hanya dengan indikasi yang jelas sedini mungkin pada masa-masa kritis proses tumbuh kembang.

Beberapa alat yang digunakan untuk melakukan deteksi dini adalah tes skrining yang telah distandarisasi untuk menjaring anak dengan gangguan tumbuh kembang, yaitu:

a. Berat badan menurut tinggi badan

b. Lingkar kepala anak

c. Kuesioner Perilaku anak Prasekolah

d. Tes daya ingat dan Tes Kesehatan mata

e. Tes Daya Dengar

BAB III

PENUTUP

Menurut Departemen Kesehatan RI (1993), ciri anak sehat adalah:

a.Tumbuh dengan baik, dapat dilihat dari naiknya berat badan dan tinggi badan secara teratur dan proporsional.

b. Tingkat perkembangannya sesuai dengan tingkt umurnya

c. Gesit, aktif dan gembira

d. Mata bersih dan bersinar

e. Nafsu makan baik

f. Bibir dan lidah tampak segar

g. Pernafasan tidak berbau

h. Kulit dan rambut tampak bersih dan tidak kering/kusam

i. Mudah menyesuaikan diri dengan lingkungan.

Jenis-jenis Penyakit menular yaitu :

  1. Cacar air
  2. Batuk pilek
  3. Mencret (diare)
  4. Mata Merah (Conjunctivitis Katarhalis)
  5. campak
  6. Demam berdarah
  7. Scabies (Gudig/kudis)
  8. Panu dan Kadas (Jamur Kulit)

Di dalam makalah ini juga dibahas tentan P3K, yaitu factor penyebab mengapa anak mudah mengalami kecelakaan. Praktik P3K diharapkan dapat membantu para guru yang sering dihadapkan pada beberapa kecelakaan yang menimpa seorang anak di sekolah, kerena keterbatasan fisik dan pengetahuan anak mengenai benda-benda berbahaya di sekitarnya.

Endah, [ http://parentingislami.wordpress.com]

Romadona Nur Faizah dr. [Pemberian Gizi dan Pemeliharaan Kesehatan untuk anak Usia dini]