Teori belajar Kontstruksi merupakan teori-teori yang menyatakan bahwa peserta didik itu sendiri yang harus secara pribadi menemukan dan menerapkan informasi kompleks, mengecek informasi baru dibandingkan dengan aturan lama dan memperbaiki aturan itu apabila tidak sesuai lagi, jadi peserta didik yang harus aktif membangun pengetahuan dalam pikiran mereka sendiri.
Konstruktivisme lahir dari gagasan Jean Piaget dan Vigotsky dimana keduanya menekankan bahwa perubahan kognitif hanya terjadi jika konsepsi-konsepsi yang telah dipahami diolah melalui suatu proses ketidakseimbangan dalam upaya memakai informasi-informasi baru. Hakikat dari teori konstruktivism adalah ide bahwa peserta didik harus menjadikan informasi itu miliknya sendiri. Teori ini memandang peserta didik secara terus menerus memeriksa informasi-informasi baru yang berlawanan dengan aturan-aturan lama dan memperbaiki aturan-aturan tersebut. Salah satu prinsip paling penting adalah guru tidak dapat hanya semata-mata memberikan pengetahuan kepada peserta didik, peserta didik harus membangun pengetahuan di dalam benaknya sendiri., guru hanya membantu proses ini dengan cara-cara mengajar yang membuat informasi menjadi sangat bermakna dan sangat relevan bagi peserta didik dengan memberikan kesimpulan kepada peserta didik untuk menerapkan sendiri ide-ide dan mengajak peserta didik agar peserta didik menyadari dan secara sadar menggali strategi-strategi mereka sendiri untuk belajar.
1. Konsep Belajar Konstruktivisme Jean Piaget
Menurut Piaget, manusia memiliki struktur pengetahuan dalam otaknya seperti sebuah kotak-kotak yang mesing-masing mempunyai makna berbeda-beda.Pengalaman yang sama dimaknai berbeda oleh masing-masing individu dan disimpan dalam kotak yang berbeda . Setiap pengalaman baru akan dihubungkan dengan kotak-kotak atau struktur pengetahuan dalam otak manusia (Nurhadi,2004).Oleh karena itu, pada saat manusia belajar, menurut piaget, sebenarnya telah terjadi dua proses dalam dirinya, yaitu proses organisasi informasi dan proses adaptasi.
a. Proses Organisasi adalah proses ketika manusia menghubungkan informasi yang diterimanya dengan struktur-struktur pengetahuan yang sudah disimpan atau sudah ada sebelumnya, sehingga manusia dapat memehami informasi baru yang didapatnya dengan menyesuaikan informasi tersebut dengan struktur pengetahuan yang dimilikinya sehingga dapat mengasimilasikan atau mengakomodasikan informasi atau pengetahuan tersebut
b. Proses adaptasi adalah proses yang berisi dua kegiatan.Pertama , menggabungkan atau mengintegrasikan pengetahuan yang diterima oleh manusia atau yang disebut asimilasi. Kedua, mengubah struktur yang dimilikidenga struktur pengetahuan baru, sehingga akan terjadi keseimbangan (equilibrium). Dalam proses adaptasi ini, Peaget mengemukakan empat konsep dasar (Nurhadi,2004) yaitu :
- Skemata adalah struktur kognitif yang selalu berkembang dan berubah.
- Asimilasi adalah proses kognitif individu dalam usahanya mengadaptasikan diri dengan lingkungannya.
- Akomodasi adalah suatu proses kognitif yang berlangsung sesuai dengan pengalaman baru.
- Keseimbangan. Dalam proses adaptasi terhadap lingkungan, individu berusaha untuk mencapai mental atau skemata yang stabil, dalam artian adanya keseimbangan antara proses asimilasi dan proses adaptasi.
Proses adaptasi manusia dalam menghadapi pengetahuan barujuga ditentukan oleh fase perkembangan kognitifnya. Jean Peaget membagi fase perkembangan manusia ke dalam empat fase perkembangan manusia (Mar’at,2005) yaitu 1). Periode sensosi-moto (usia 0-18/24 bulan), 2) periode preoperasional (usia 2-7 tahun), 3) periode operasional konkret (7-11 tahun), 4). Periode operasional formal (lenih dari 11 tahun).
2. Konsep Belajar Kontruktivisme Vygotsky
Menurut Vygotsky (Elliot,2003),belajar adalah sebuah proses yang melibatkan dua elemen penting. Pertama, belajar merupakan proses secara biologi sebagai proses dasar.Kedua, proses secara psikososial sebagai proses yang lebih tinggi dan esensinya berkaitan dengan lingkungan social budaya. Pendekatan konstruktivisme dalam pengajaran lebih menekankan pada pengajaran Top-Down daripada Bottom-Up. Top-Down berarti peserta didik mulai dengan masalah-masalah yang kompleks untuk dipecahkan dan selanjutnya memecahkan atau menemukan (dengan bantuan guru) keterampilan-ketrampilan dasar yang diperlukan. Constructivism dibagi tiga yaitu :
a. Zone of Proximal Development atau zona perkembangan terdekat adalah ide bahwa peserta didik belajar konsep paling baik apabila konsep itu berada dalam zona perkembangan terdekat mereka.
b. Cognitive Apprenticeship, konsep lain yang diturunkan dari teori Vygotsky menekankan pada dua-duanya hakikat sosial dari belajar dan zona perkembangan terdekat adalah pemagangan kognitif .
c. Scaffolding atau mediated learning, akhirnya teori Vygotsky menekankan bahwa scaffolding atau mediated learning atau dukungan tahap demi tahap untuk belajar dan pemecahan masalah sebagai suatu hal penting dalam pemikiran konstruktivism modern.
. Prinsip-prinsip konstruktivisme telah banyak digunakan dalam pendidikan sains dan matematika. Prinsip-prinsip yang sering diambil dari konstruktivisme antara lain:
1). pengetahuan dibangun oleh peserta didik secara aktif;
2). tekanan proses belajar mengajar terletak pada peserta didik;
3). mengajar adalah membantu peserta didik belajar;
4). tekanan dalam proses belajar lebih pada proses dan bukan pada hasil belajar;
5). kurikulum menekankan pada partisipasi peserta didik;
6). guru adalah fasilitator (Paul Suparno:1997).
Teori konstruktivisme ini disarankan digunakan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar bentuk yang bisa dilakukan diantaranya konsep pembelajar mandiri (learner utonomy ), belajar kelompok (cooperative learning).Guru hanya sebagai mediator, selanjutnya peserta didik secara sendiri-sendiri maupun kelompok aktiv untuk memecahkan persoalan yang diberikan guru sehingga mereka dapat membangun pengetahuan.
Daftar Pustaka
Baharudin:Esa Nur Wahyuni,2010
Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar