Senin, 24 Mei 2010

Refleksi Pendapat saya mengenai Pendidikan Kewarganegaran

Pandangan atau pemahaman saya mengenai Pendidikan Kewarganegaraan

Semenjak kita mengenal Pendidikan Dasar di sekolah,Pendidikan Kewarganegaraan telah kita terima dari ibu/bapak guru kita di Sekolah. Bertahun-tahun kita mempelajari semua hal yang berkaitan dengan kewarganegaraan.Dimulai dari cara kita berperilaku, cara hidup gotong royong,pemeliharaan lingkungan,sikap demokratis dan nilai-nilai Pancasila,menghargai hak orang lain,kejujuran,disiplin, dll.

Materi Pendidikan diberikan kepada Pelajar/Mahasiswa diharapkan agar Pelajar/Mahasiswa menjadi seorang yang mandiri, terpelajar,bermoral dan beretika.Hal ini sangatlah penting karena Pelajar/Mahasiswa merupakan faktor penentu kelangsungan hidup dan kejayaan bangsa dan negara,sehingga kelak dapat memahami kondisi negaranya dan ikut berpartisipasi dalam hal bela negara.

Pendidikan Kewarganegaraan pada hakikatnya adalah upaya sadar dan terencana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa bagi warga negara dengan menumbuhkan jati diri dan moral bangsa untuk melaksanakan hak dan kewajiban demi kelangsungan kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara.

Jumat, 21 Mei 2010

Pendidikan Agama Islam

Kemampuan keilmuan (edukatif) untuk meningkatkan kualitas diri
Tugas pokok dan fungsi pendidik adalah sebagai guru dan sebagai abdi Allah, sebagaimana disebutkan dalam Al Qur'an Surat Ad Dzariyat:56
" Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu"
Misi manusia di bumi ini adalah sebagai khalifah (cari ayatnya)
Mengelola anak menjadi lebih baik
Keistimewaannya adalah mampu memisahkan anak/merubah perilaku.
Kita harus menanamkan kepada anak-anak kita bahwa Islam adalah agama yang diridhai Allah (cari ayatnya)
Berikan dokrin kepada anak-anak untuk mencintai Islam
Menyikapi anak harus bijak,perlakuan guru di sekolah diusahakan harus sama dengan perlakuan ibu di rumah.Jadikan sekolah itu menjadi rumah kedua bagi anak-anak sehingga mereka merasa nyaman saat berada di sekolah.
Berikan kasih sayang dengan sepenuh hati dan kasih sayang kepada anak-anak didik kita. Mengatur irama proses pembelajaran,mengawali pendidikan formal.
Presiden SBY dalam pidatonya di Hari Pendidikan nasional 2010 memberikan tema "Pendidikan Karakter",
Mengembalikan bangsa Indonesia yang memiliki Budi Pekerti (karakter yang baik),mewujudkan nilai pribadi seseorang sesuai Al Qur'an dan Sunnah Rasul dengan menginternalisasikan nila2 Islam sehingg anak-anak menjadi muslim dan muslimah yang istiqomah.
Memahami sisi kognitif dan psikomotorik

Kamis, 20 Mei 2010

KARAKTERISTIK,KLASIFIKASI DAN PROFILE KEMAMPUAN KOGNITIF

Modul2

Hakikat Pengembangan Kognitif (sumber e-Library UT)

PGTK2101
Metode Pengembangan Kognitif



Rangkuman Mata Kuliah



MODUL 1
HAKIKAT PENGEMBANGAN KOGNITIF

Kegiatan Belajar 1
Batasan dan Teori Pengembangan Kognitif

Kognitif atau intelektual adalah suatu proses berfikir berupa kemampuan atau daya untuk menghubungkan suatu peristiwa dengan peristiwa lainnya serta kemampuan menilai dan mempertimbangkan segala sesuatu yang diamati dari dunia sekitar.

Teori perkembangan kognitif dikemukakan oleh:

  1. Charles Spearman dengan teori Two Factors
  2. Thurstone dengan teori Primary Mental Abilities
  3. J. P. Guilford dan Howard Gardner dengan teori Multiple Inteligence
  4. Robert Stenberg dengan teori Triachic of Intelligence

Kegiatan Belajar 2
Pandangan Para Ahli Psikologi dan Pendidikan

  • Tingkat intelegensi adalah tingkat kecerdasan yang berbeda antara satu individu dengan individu lainnya. Intelegensi mempengaruhi cara individu menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya. Semakin cerdas seseorang, maka akan semakin mudah dan cepat ia menemukan jawaban dari permasalahan yang dihadapinya.
  • Pengembangan kognitif dimaksudkan agar individu mampu mengembangkan kemampuan persepsinya, ingatan, berpikir, pemahaman terhadap simbol, melakukan penalaran dan memecahkan masalah.
  • Pengembangan kognitif dipengaruhi oleh faktor hereditas, lingkungan, kematangan, minat dan bakat, pembentukan dan kebebasan.

MODUL 2
KARAKTERISTIK, KLASIFIKASI DAN PROFIL KEMAMPUAN KOGNITIF

Kegiatan Belajar 1
Karakteristik dan Teori Perkembangan Kognitif

Kegiatan Belajar 2
Klasifikasi dan Profil Kemampuan Kognitif


MODUL 3
TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF I

Kegiatan Belajar 1
Arti Kognisi dan Tahap Perkembangan Kognitif

Kegiatan Belajar 2
Pengolahan Informasi dan Proses Eksekutif Metakognisi

  1. Para ahli psikologi melakukan pengolahan informasi untuk memahami bagaimana anak menafsirkan, menyimpan, mendapatkan kembali dan mengevaluasi informasi.
  2. Metakognitif adalah pengetahuan seorang anak mengenal dan mengendalikan fungsi kognitif mereka sendiri. Salah satu enis metakognitif adalah metamemori.
  3. Ada 8 proses eksekutif atau fungsi metakognitif yaitu:
    1. Formulasi masalah dan kemungkinan pemecahannya.
    2. Kesadaran akan proses kognitif yang diperlukan untuk pemecahan masalah.
    3. Aktivitas kaidah dan strategi kognitif.
    4. Fleksibilitas yang meningkat.
    5. Kontrol atas distraksi dan ansietasi.
    6. Pemonitoran atas proses pemecahan masalah.
    7. Kesetiaaan dalam pemikiran.
    8. Keinginan untuk pemecahan yang bagus.

    MODUL 4
    TEORI PERKEMBANGAN KOGNITIF 2 (LEV VYGOTSKY)

    Kegiatan Belajar 1
    Pandangan dan Prinsip Dasar Vygotsky Tentang Perkembangan Kognitif

    Kegiatan Belajar 2
    Tujuan dan Implementasi Model Pembelajaran Vygotsky


    MODUL 5
    MEMBANGUN PENGETAHUAN PADA ANAK

    Kegiatan Belajar 1
    Membangun Pengetahuan pada Anak

    Dari seluruh penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam membangun pengetahuan pada anak, guru terlebih dahulu harus memahami inti dari setiap pengetahuan yang akan dibangun pada anak. Karena pengetahuan di dapat dari interaksi terhadap lingkungan sekitar. Dalam membangun pengetahuan pada anak, guru juga harus memperhatikan tahap perkembangan kognitif anak yang sangat mempengaruhi kemampuan anak dalam berpikir. Guru harus memiliki keterampilan dalam membangun pengetahuan sesuai dengan kemampuan berpikir anak.

    Perubahan merupakan proses bukan hasil, oleh karena itu dalam membangun pengetahuan pada anak untuk memahami proses sangatlah sulit, karena diperlukan lingkungan yang dapat merangsang perkembangan kemampuan berpikir anak. Misalnya, jika anak melihat seekor kucing berlari ke belakang pohon, diharapkan bahwa anak tidak berpikir kucing itu hilang begitu saja, tetapi diharapkan anak mampu menjelaskan posisi kucing itu sekarang. Artinya anak juga mampu membuat perbedaan antara tidak ada dengan tersembunyi.

    Membangun pengetahuan pada anak sangat berbeda dengan orang dewasa. Membangun pengetahuan pada anak haruslah berdasarkan kepada bermain dan permainan. Dengan melalui kegiatan bermain anak-anak dapat mengembangkan berbagai aspek yang diperlukan untuk persiapan masa depan. Bermain antara lain membantu perkembangan tubuh, perkembangan emosional, perkembangan sosial, perkembangan kognitif dan moral serta kepribadian maupun bahasa. Bermain juga bisa dijadikan media untuk membina hubungan yang dekat antar anak, atau anak dengan orang tua/guru/orang dewasa lainnya sehingga tercipta komunikasi yang efektif.

    Kegiatan Belajar 2
    Peran Guru dalam Membangun Pengetahuan pada Anak

    Pada usia anak di taman kanak-kanak, guru harus memberikan dasar-dasar ilmu pengetahuan yang bermanfaat untuk perkembangan diri kelak, baik yang bersifat kurikuler maupun ekstrakurikuler. Selain itu, seorang anak akan menghadapi berbagai tugas perkembangan, seperti belajar menyesuaikan diri dengan teman seusianya, membentuk konsep diri yang baik, mulai mengembangkan peran sosial sesuai gender-nya serta mengembangkan hati nurani, akhlak dan tata nilai pengertian. Pada masa itu pula seorang anak tidak saja membutuhkan bimbingan dari orang tua, tetapi juga guru, tokoh-tokoh masyarakat lainnya dan juga teman-teman. Selain itu, kesempatan untuk memperoleh pengalaman belajar juga memegang peran kritis, tidak seperti ketika berusia balita, dimana pengalaman belajar tersebut dilakukan hanya dengan bantuan orang tua dan orang di sektar lingkungan terdekatnya.

    Salah satu cara anak agar proses belajar mereka memperoleh pengetahuan adalah melalui kegiatan bermain sambil belajar. Dengan bermain dan belajar, seorang anak akan memperoleh kesempatan untuk mempelajari berbagai hal baru. Belajar dan bermain bagi mereka juga merupakan sarana dalam mengembangkan berbagai keterampilan sosialnya. Kegiatan bermain dan belajar mereka akan mengembangkan otot dan melatih gerakan motorik mereka di dalam penyaluran energi yang berlebih. Dengan adaanya kegiatan belajar dan bermain, seorang anak akan menemukan bahwa merancang suatu hal baru dan berbeda dapat menimbulkan kepuasan dan pada akhirnya seorang anak akan menjadi lebih kreatif dan inovatif.

    Khusus mengenai pemahaman tentang peranan guru sebagai orang terdekat anak di sekolah harus pula dirubah. Guru tidak lagi sebagai orang dewasa dan pembimbing yang hanya mengatur dan menjalankan kurikulum. Guru adalah orang dewasa sangat harus disukai anak. Peran guru sebagai teman, model, motivator, dan fasilitator akan menjadikan anak senang datang ke sekolah TK dan akan menjadikan setiap proses belajar menjadi bermakna. Inilah yang akan selalu dituntut oleh masyarakat di era pengetahuan di mana guru menjadi seorang profesional. Ia juga akan dituntut kematangan yang mempersyaratkan willingness dan ability, baik secara intelektual maupun pada kondisi yang prima. Profesionalisasi seperti ini harus dipandang sebagai proses yang terus menerus.


    MODUL 6
    KECERDASAN MAJEMUK DI TK (MULTIPLE INTELLIGENT)

    Kegiatan Belajar 1
    Hakikat dan Dasar Teori Kecerdasan Majemuk

    Kegiatan Belajar 2
    Kecerdasan Majemuk dan Penerapan Strategi Belajar di TK


    MODUL 7
    METODE PENGEMBANGAN KOGNITIF

    Kegiatan Belajar 1
    Metode yang Digunakan pada Pengembangan Kognitif

    Metode merupakan bagian dari strategi kegiatan. Setiap guru TK menggunakan metode sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.

    Sebagai alat untuk mencapai tujuan tidak selamanya metode berfungsi secara optimal. Oleh karena itu dalam memilih metode, guru TK perlu memiliki alasan yang kuat dan perlu memperhatikan karakteristik tujuan dan karakteristik anak yang dibinanya.

    Sesuai dengan karakteristik, tidak semua metode mengajar cocok digunakan pada program kegiatan anak TK, seperti metode ceramah, kurang cocok karena menuntut anak memusatkan perhatian dalam waktu cukup lama, padahal rentang waktu perhatian anak relatif singkat.

    Metode mengajar yang sesuai dengan karakteristik anak usia TK adalah: bermain, pemberian tugas, demonstrasi, tanya jawab, mengucapkan syair, percobaan, bercerita, karyawisata, dan dramatisasi.

    Kegiatan Belajar 2
    Evaluasi Pengembangan Kognitif

    1. Evaluasi pada pengembangan kognitif bertujuan untuk mengukur kemampuan pelaksanaan pada perkembangan kognitif, serta mengetahui masalah yang berkaitan dengan proses belajar anak didik.
    2. Alasan diadakannya evaluasi pada pengembangan kogitif adalah:
      1. Karena merupakan salah satu rangkaian proses mengembangkan kognitif anak, maka evaluasi harus dilakukan.
      2. Evaluasi diadakan dengan tujuan yang didasarkan pada pengharapan (ukuran keberhasilan) setiap individu yang berbeda sehingga evaluasi harus dilakukan berdasarkan ukuran keberhasilan yang berbeda pula.
      3. Melalui evaluasi dapat ditentukan tingkat ketercapaian tujuan.
    1. Alat evaluasi yang dapat digunakan untuk mengetahui pengembangan kognitif anak TK adalah:
      1. Observasi
      2. Catatan anekdot
      3. Portofolio (Kumpulan kerja anak)
      4. Assesmen kinerja
      5. Assesmen kemampuan
      6. Assesmen diri

    MODUL 8
    MEDIA DALAM PENGEMBANGAN KOGNITIF

    Kegiatan Belajar 1
    Media dalam Pengembangan Kognitif

    Media adalah segala sesuatu yang dapat dipakai atau dimanfaatkan untuk merangsang daya pikir, perasaan, perhatian, dan kemampuan anak sehingga ia mampu mendorong terjadinya proses belajar mengajar pada diri anak. Pemahaman disini tidak hanya terbatas kepada sarana dan wahana fisik untuk menyalurkan pesan melainkan juga mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia, dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran.

    Media pembelajaran yang baik sangat diperlukan untuk mencapai pembelajaran yang berkualitas tinggi. Media yang digunakan untuk mengembangkan kemampuan kognitif harus berdasarkan asumsi bahwa kondisi pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang berbeda memerlukan media yang berbeda. Asumsi ini banyak diabaikan oleh guru yang berakibat pada rendahnya kualitas pemahaman yang diterima anak.

    Dengan demikian kita bisa memahami pula bahwa media yang digunakan haruslah mampu membawa anak kepada dunia mereka. Dunia anak adalah dunia bebas dan murni untuk menciptakan berbagai hal yang kreatif, berekspresi, bermain, dan belajar. Jikapun Anda akan mengajarkan belajar baca, tulis dan hitung bagi anak Anda maka Anda tentu harus melalui kegiatan yang menyenangkan dan tidak formal sehingga dirasakan sebagai bagian dari kegiatan bermain. Janganlah hal itu seperti dipaksakan sebab bila hal itu terjadi maka akan membuat psikis anak menjadi sakit. Anak-anak TK perlu belajar secara konstruktif, terus-menerus mengembangkan kemampuan melalui permainan, melalui hal kongkret yang dapat dijangkau panca indra anak secara dekat.

    Keterlibatan yang bisa Anda lakukan terhadap anak Anda haruslah berorientasi kepada kegiatan pemecahan masalah sederhana, pengembangan keterampilan kognitif seperti bercerita, pengembangan kemampuan mengurus diri sendiri, menggambar bebas, menasosialisasikan tulisan dengan bunyinya mendengarkan, dan bergerak bebas. Misalnya saja, Budi yang menggambar tanpa kita tahu artinya, kita beri kebebasan dia mengekspresikan hasil gambarnya dengan cerita verbalnya.

    Kegiatan Belajar 2
    Penerapan Media dalam Pengembangan Kognitif Siswa

    Dunia pendidikan taman kanak-kanak sangat mengharapkan kehadiran media pembelajaran yang mampu mengembangkan domain kognitif anak yang bermutu tinggi. Kehadiran media seperti ini tidak bermakna apapun jika guru tidak mampu mengembangkan dan menggunakannya secara maksimal. Oleh karena itulah guru masih memiliki peranan dominan dalam menarik minat belajar anak serta mendukung perkembangan anak.

    Pembelajaran di TK memang membutuhkan berbagai alat peraga, media, permainan, dan alat bantu lainnya karena memang usia anak sekolah di TK masih membutuhkan hal itu semua. Oleh karena itu guru TK harus lebih kreatif, imajinatif, dan komunikatif dalam menciptakan atau menemukan berbagai alat permainan dan media untuk anak mereka.

    Masalah aplikasi dalam penggunaan media dan pengajaran di TK adalah masalah yang harus berdasarkan dengan kehidupan yang sesungguhnya dan harus membantu anak-anak menyadari bahwa pelajaran dan permainan yang mereka peroleh merupakan satu proses yang berguna dan penting. Apabila suatu masalah diberikan, anak-anak bisa melihat manfaatnya


    MODUL 9
    MODEL PENGEMBANGAN KOGNITIF

    Kegiatan Belajar 1
    Model Perilaku Kognitif - Afektif dari Williams dan Model Intelektual dari Guilford

    1. Model tiga dimensional dari Williams (1970) dirancang untuk membantu guru menentukan tugas-tugas di dalam kelas yang berkenaan dengan dimensi kurikulum (materi atau konten), perilaku anak (kegiatan belajar) dan perilaku guru (strategi atau cara mengajar). Model ini berlandaskan pada pemikiran bahwa kreativitas perlu dipupuk secara menyeluruh dalam kurikulum dan bahwa anak harus mengembangkan kemampuan berpikir kreatif dalam semua bidang kegiatan. Dengan menggunakan model ini guru mampu menggunakan aneka ragam strategi yang akan meningkatkan pemikiran kreatif anak di dalam kelas.
    2. Guilford (1967) mengembangkan teori atau model tentang kemampuan kognitif manusia (yang berisi 120 kemampuan intelektual) yang disusun dalam satu sistem yang disebut "struktur intelek". Model struktur ini menggambarkan keragaman kemampuan kognitif manusia, yang digambarkan dalam bentuka kubus tiga dimensi intelektual, yang maksudnya untuk menampilkan semua kemampuan kognitif manusia.

    Kegiatan Belajar 2
    Model Taksonomi B.S. Bloom beserta Contoh Penerapannya


    MODUL 10
    PENGEMBANGAN KOGNITIF PADA KURIKULUM 2004

    Kegiatan Belajar 1
    Latar Belakang Perubahan Kurikulum 2004

    Kegiatan Belajar 2
    Struktur Kurikulum Berbasis Kompetensi Taman Kanak-kanak dan Raudhatul Athfal


    MODUL 11
    PERMAINAN MATEMATIKA DI TAMAN KANAK-KANAK

    Kegiatan Belajar 1
    Hakikat Permainan Matematika Di TK

    Kegiatan Belajar 2
    Kegiatan Belajar dalam Permainan Matematika


    MODUL 12
    PERMAINAN SAINS DI TAMAN KANAK-KANAK

    Kegiatan Belajar 1
    Pengembangan Sains pada Anak

    Kegiatan Belajar 2
    Penerapan Sain pada Usia TK