IMPLEMENTASI STRATEGI PEMBELAJARAN MEMBACA DAN BERCERITA DI LEMBAGA PAUD KARSA MANDIRI
BAB I
I.PENDAHULUAN
Membaca adalah suatu kegiatan yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup manusia. Kegiatan membaca memberikan manfaat yang luar biasa bagi pertumbuhan dan perkembangan kita. Sebagaimana kita ketahui, ayat Al-Qur’an yang pertama kali diturunkan adalah ayat tentang membaca (Iqra).
Membaca adalah aktivitas yang pertama kali diperintahkan oleh Allah SWT, melalui Rasulullah Saw ketika beliau diangkat menjadi Rasul penyampai Risalah untuk seluruh umat manusia. Membaca adalah kunci ilmu.Membaca adalah jendela dunia. Dengan membaca kita bisa mengetahui segala yang terjadi di dunia,semua tempat di dunia. Sudah selayaknya membaca ini diterapkan pada anak-anak kita sejak dini. Untuk itu diperlukan peran serta orang tua, guru , keluarga dan berbagai pihak dalam menumbuhkan minat baca pada anak usia dini.
Membaca seharusnya menjadi aktivitas yang sangat menyenangkan bagi anak sebagaimana layaknya bermain. Membaca memerlukan pembiasaan sedini mungkin. Bagi anak-anak, membaca seharusnya tidak menjadi kegiatan yang serius dan kaku,yang membuat mereka cepat bosan.
Banyak orang berpendapat bahwa membaca itu merupakan kegiatan yang berat, serius bahkan cenderung membosankan, jauh dari kesan santai dan menyenangkan. Jangankan bagi anak usia dini, bagi orang dewasa saja, membaca belum menjadi aktivitas yang rutin dilakukan.
Sebenarnya membaca itu suatu aktivitas yang mengasyikan,dapat menumbuhkan kreativitas, selain itu dapat merangsang perkembangan berbagai aspek : perkembangan kognitif,sosial emosional serta moral kepribadian anak.
Budaya membaca sudah digalakkan pemerintah semenjak dulu,tetapi minat baca masyarakat masih dirasa kurang,untuk itu sebaiknya di setiap lembaga pendidikan seperti RA,PAUD atau TK diadakan perpustakaan karena saya rasa masih banyak Lembaga pendidikan yang belum menyediakan perpustakaan di Lembaganya. Sehingga, bagaimana minat baca anak bisa tumbuh jika tidak difasilitasi oleh lembaga tempat ia mengenyam pendidikan, selain itu, orang tua juga berperan penting dalam menumbuhkan minat baca anak. Sudah saatnya orang tua membelikan banyak buku kepada anak sejak dini seperti mereka membelikan mainan untuk anak-anaknya.
Sepuluh alasan utama mengapa kita harus menumbuhkan cinta membaca kepada anak:
1. Anak-anak harus gemar membaca agar dapat membaca dengan baik. Mereka hanya akan bersedia menggunakan sebagian besar waktunya untuk membaca jika mereka memang gemar membaca. Berlatih adalah segalanya.
2. Anak-anak yang gemar membaca akan mempunyai rasa kebahasaan yang lebih tinggi. Mereka akan berbicara,menulis, dan memahami gagasan-gagasan rumit secara lebih baik.
3. Membaca akan memeberikan wawasan yang lebih luas keberagamannya, yang membuat belajar dalam segala hal lebih mudah. Anak-anak yang hanya membaca buku-buku fiksi pun akan mengerti tentang fakta-fakta yang ada dalam sejarah,geografi,politik, dan ilmu pengetahuan.
4. Di SMU, hanya anak-anak yang gemar membacalah yang mempunyai keterampilan bahasa untuk menjadi unggul dalam setiap bidang yang memerlukan banyak membaca-seperti dalam tingkatan kemampuan memahami bahasa yang sulit, bahasa asing,sejarah,atau sains. Mereka adalah anak-anak yang diterima di pelbagai perguruan tinggi terkenal.
5. Kemampuan istimewa membaca kemungkinan dapat mengatasi rasa tidak percaya diri anak terhadap kemampuan akademik mereka karena mereka akan mampu menyelesaikan pekerjaan sekolah mereka hanya dengan menyediakan sedikit waktu dan energy emosional mereka. Sebaiknya, anak-anak yang tidak suka membaca akan mudah mengalami krisis kepribadian.
6. Kegemaran membaca akan memberikan beragam perspektif kepada anak. Setelah melihat kehidupan digambarkan melalui pandangan bermacam-macam penulis, mereka memahami ada berbagai cara untuk memandang pelbagai situasi; ada berbagai sisi untuk melihat pelbagai masalah.
7. Membaca dapat membantu anak-anak untuk memiliki rasa kasih sayang. Hakikat kasih sayang adalah kemampuan untuk memahami pandangan orang lain. Membaca menjadi sarana untuk membawa anak-anak kedalam ribuan pola kehidupan yang berbeda, membuat mereka memahami kehidupan ini dengan segala kompleksitasnya. Dalam acara televisi, persoalan-persoalan dipecahkan secara sembarangan dalam waktu setengah jam.
8. Anak-anak yang gemar membaca dihadapkan pada suatu dunia yang penuh dengan kemungkinan dan kesempatan. Mungkin mereka akan membaca ketegangan novel Michael Crichton dan bercita-cita untuk menjadi ilmuwan. Cerita-cerita tentang Angkatan Udara yang ditulis oleh Mark Berent mungkin akan menimbulkan minat terhadap penerbangan jet. Betapapun dunia tempat anak-anak tinggal luasnya terbatas, dengan membaca mereka dapat pergi ke manapun dan mereka dapat memimpikan apa pun.
9. Anak-anak yang gemar membaca akan mampu mengembangkan pola berfikir kreatif dalam diri mereka. Mereka tidak hanya mendengar informasi, tetapi juga belajar untuk mengikuti argumen-argumen yang kaya dan mengingat alur pemikiran yang beragam.
10. Kecintaan membaca adalah salah satu kabahagiaan utama dalam hidup. Bersantai di kursi yang empuk, di teras terasa sangat, sambil membaca cerita menyeramkan; berbaring di tepi pantai sambil membaca cerita-cerita yang menyenangkan. Tanpa kesenangan-kesenangan ini, hidup akan terasa lebih gelap dan lebih membosankan.
Anak belajar membaca puisi (gbr atas) dan membaca doa (gbr bawah)
BAB II
II. STRATEGI PEMBELAJARAN MEMBACA PADA ANAK USIA DINI
II.1 Memperkenalkan buku seperti memperkenalkan mainan
Anak dan mainan merupakan dua hal yang tidak mungkin dapat dipisahkan. Mainan bagi anak usia dini bisa merangsang motorik kasar dan halus,penglihatan,kreativitas dll. Untuk menjadikan anak-anak cinta buku,maka kita harus menjadikan mereka familiar dengan buku. Dengan memperkenalkan anak pada fisik buku sejak dini, sebenarnya kita telah meletakkan dasar untuk menjadikan aktivitas membaca seasyik bermain pada saatnya nanti.
Memperkenalkan buku kepada anak usia dini terutama dibawah 4 tahun memang agak sulit bagia anak yang pada dasarnya mereka belum mengerti dan belum dibiasakan mengenal buku. Mungkin saja buku tersebut akan digigit, dirobek,dibanting bahkan diduduki. Untuk itu, carilah buku yang berhalaman tebal (Hard Cover) dan buku full (penuh) gambar, kemudian bergeser kepada buku yang banyak gambar dan sedikit tulisan. Seiring pertumbuhan usia anak, maka kita bisa bergeser pada buku dengan perbandingan gambar dan tulisan yang seimbang, kemudian pada buku yang banyak tulisan dan sedikit gambar, sampai akhirnya anak terbiasa dengan buku full tulisan.
Untuk memperbanyak koleksi buku di perpustakaan lembaga,jika keuangan tidak memungkinkan membeli buku-buku baru, maka kita bisa mencari di loakan atau meminta donasi buku kepada anak-anak yang baru masuk minimal mereka menyumbang 1 buku bacaan untuk perpustakaan sehingga koleksi buku-buku di perpustakaan lembaga bertambah banyak. Jadi ketiadaan uang bukan alas an untuk tidak memfasilitasi anak-anak dengan bacaan yang bermutu.Dalam hal ini,pasti guru-guru PAUD tak kehabisan akal untuk menyiasatinya.
Buku-buku berhalaman tebal dan kartu-kartu membaca .
Untuk tahap awal alangkah baiknya kita memperkenalkan anak-anak pada buku yang bergambar penuh dan sedikit tulisan.
Kemudian beralih pada buku berisi tulisan dan gambar seimbang.
Setelah itu bisa beralih pada buku dengan gambar sedikit dan banyak tulisan hingga akhirnya anak-anak terbiasa dengan buku yang penuh tulisan tanpa gambar.
II.2 Memperkenalkan perpustakaan dan toko buku.
Sebenarnya minat anak-anak Indonesia untuk membaca cukup tinggi, tetapi hal ini kurang didukung oleh jumlah buku yang memadai, selain itu harga buku juga masih mahal, sedangkan subsidi dari pemerintah di rasa masih kurang memadai. Biasakan memperkenalkan anak-anak pada perpustakaan atau taman bacaan sehingga merangsang minat baca anak.
Selain perpustakaan, agendakan kepada orang tua murid agar setiap sebulan sekali mengajak anak-anaknya ke toko buku atau book fair sehingga menjadi aktivitas rutin dan keesokan harinya kita bisa bertanya dan anak akan menceritakan buku apa yang ia baca atau ia beli, sehingga akan merangsang kemampuan anak untuk bercerita di depan kelas. Dan ini akan menumbuhkan kemampuan berbahasa anak.
II.3 Tunjukkan arti penting buku
Untuk menunjukkan pentingnya buku, ajaklah mereka untuk merasakan langsung dalam pengalaman sehari-hari. Misalnya dalam acara cooking class, anak diajak terjun ke dapur untuk menyiapkan dan mengikuti pembuatan makanan, selain memberikan ketrampilan pada anak, momen ini juga dimanfaatkan untuk menunjukkan manfaat membaca dengan cara meminta tolong kepada mereka untuk membacakan bahan yang diperlukan, juga pembuatannya.Demikian juga dengan anak-anak yang gemar membuat origami atau kerajinan tangan, bisa meminta bantuan mereka untuk membacakan buku tentang hal tersebut.
Dengan demikian akan menumbuhkan kesadaran dari anak akan arti penting buku yang menunjang minat dan hobi . Anak sebetulnya hanya perlu contoh, jika kita sebagai guru menunjukkan minat baca yang tinggi, maka anak didik kitapun demikian juga. Karena guru adalah sosok yang mudah di idolakan oleh anak. Apapun yang diajarkan oeh seorang guru maka anak akan mengikutinya.
Tunjukkan keteladan membaca, kalau perlu secara aktraktif,karena ini merupakan salah satu proses pendidikan,pendidikan dengan contoh akan jauh lebih efektif disbanding instruksi lisan tanpa bukti. Tunjukkan bahwa membaca itu penting dan menyenangkan.
Adapun kiat-kiat agar anak gemar membaca untuk anak usia dini diantaranya adalah sebagai berikut:
• Pastikan bahwa kecintaan membaca adalah tujuan pendidikan yang terpenting bagi anak-anak.
• Tunjukkan bahwa kita menghargai membaca, tidak hanya lewat kata-kata.
• Jangan terlalu cemas menetapkan jadwal membaca bagi anak-anak, jika mereka cinta baca, maka mereka akan meluangkan waktu untuk membaca.
• Carilah buku-buku yang akan disukai oleh anak-anak
• Sesering mungkin, bawalah anak-anak ke perpustakaan sekolah
• Jadikan saat membacakan cerita merupakan saat yang menyenangkan dan mengasyikan bagi anak.
• Bantulah anak-anak merancang kegiatan bermain yang melibatkan buku.
• Ketika anak tampak siap, tunjukkan beberapa permainan membaca yang mudah bagi mereka.
BAB III
III. STRATEGI PEMBELAJARAN BERCERITA ANAK PADA ANAK
USIA DINI
Sebagaimana diungkapkan dalam Al Qur’an:
“Mereka akan bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Dzulqarnain, katakanlah :’Aku akan bacakan kepadamu cerita tentangnya.’” (Q.S Al Kahfi [18]:83)
Memasuki era globalisasi, Indonesia dihadapkan pada tantangan untuk menyiapkan generasi mendatang menuju era baru tersebut. Dengan adanya kemajuan teknologi, dunia seakan tanpa batas. Komunikasi dan transaksi ekonomi, dari tingkat lokal hingga internasional bisa dilakukan kapan saja. Ketika perdagangan bebas diberlakukan, tentunya persaingan dagang dan tenaga kerja bersifat multi bangsa. Maka hanya bangsa yang unggulah yang akan mampu bersaing. Sehingga kita harus mempersiapkan anak-anak kita dengan pendidikan yang berkualitas sehingga kita bisa menyiapkan anak-anak kita menjadi insane yang berkualitas. Sebagaimana tujuan pendidikan menurut undang-undang Sisdiknas, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.
Dorong keberanian anak-anak mengungkapkan ide dengan bercerita. Jika belum berani bercerita kepada kita, biarkan dia bercerita pada mainannya. Kita juga bisa meminta anak membacakan bukunya atau mendongeng. Minta anak-anak menentukan tema. Simak cerita mereka dengan perhatian dan kegembiraan. Beri pujian dan saran membangun sehingga membuat anak merasa dihargai dan lebih termotivasi. Jika perlu ajukan pertanyaan pada mereka seperti pada saat mereka bertanya pada saat kita mendongeng. Masuklah ke dunia mereka.
Kebiasaan mendongeng akan menjadikan anak berani mengungkapkan ide dan belajar berpikir dengan alur teratur, meskipun pada awalnya ceritanya akan melompat-lompat tidak karuan. Anak yang gemar bercerita kan lebih mudah didorong untuk gemar membaca. Kegiatan bercerita juga merupakan langkah awal menuangkan gagasan. Kelak saat anak lancar menulis, mereka tidak akan kesulitan menuangkan idenya di atas kertas.
Biasakan untuk rutin bercerita pada anak-anak, kegiatan ini dpat dimanfaatkan dengan cara memasukkan nilai-nilai kehidupan seperti kesetiakawanan, keberanian, kejujuran, tanggung jawab, kemandirian, cinta kasih, dan persahabatan. Sehingga, nilai-nilai positif tersebut akan tertanam dalam dirinya.
Sebaiknya membacakan buku cerita pada anak-anak jangan dituntaskan,tapi biarkan menggantung dan dilanjutkan keesokan harinya atau biarkan mereka menyambungnya dengan imajinasinya. Walaupun dipastikan ceritanya tidak nyambung,tetapi tidak apa-apa karena target kita adalah menjadikan anak-anak senang dan berani memulai.
Macam-macam buku cerita bergambar
III.1 Menanamkan Moral dan Nilai-Nilai Agama Melalui Cerita
Menurut Seto Mulyadi, bukan hanya aspek kecerdasan kognitif yang diperoleh anak melalui bercerita, tetapi juga kecerdasan emosional dan spiritual (moral) yang bisa dikembangkan melalui cerita atau dongeng yang indah itu.
Melalui bercerita, guru bahkan orang tau bisa menceritakan secara menarik mengenai suatu tokoh yang berperilaku baik. Sehingga si anak akan terdorong untuk meniru perilaku dari tokoh yang diceritakan tersebut. Misalnya cerita tentang Nabi Ismail yang selalu berbakti pada orang tuanya. Secara tidak langsung anak akan menyerap nilai-nilai moral tentang bagaimana ia harus taat kepada orang tuanya. Selain itu juga kita bisa menceritakan tentang tokoh yang berprilaku buruk yang seringkali membawa kepada penyesalan. Misalnya cerita tentang kisah si anak durhaka Kan’an (putera nabi Nuh as.). Karena tidak mau mengikuti nasihat orang tuanya, maka ia mendapat murka dari Allah, dan mati terbawa air bah yang besar bersama orang-orang durhaka lainnya. Sehingga anak-anak terdorong untuk menjauhi sifat-sifat buruk tersebut.
Manfaat cerita tidak hanya sebatas menanamkan moral dan nilai-nilai agama saja, tetapi juga sangat berguna untuk mengenal Tuhan kepada anak usia dini. Karena pertumbuhan agama pada anak ditentukan oleh pendidikan, pengalaman dan latihan-latihan sejak dini.
Membaca dan memilihkan cerita-cerita yang islami bagi anak-anak, secara langsung maupun tidak langsung , memori(otak) mereka akan semakin dipenuhi oleh kosakata yang baik sehingga anak dapat berpikir baik dan selanjutnya kecenderungan untuk berprilaku serta berakhlak mulia akan terbuka lebar baginya.
III.2 Sosial, Emosional, dan Kemandirian
Kegiatan bercerita yang biasa dilakukan oleh guru terhadap anak-anak akan mampu merangsang perkembangan kecerdasan anak.Kecerdasan anak tidak akan tumbuh dengan sendirinya melainkan harus dirangsang. Dengan menjalin komunikasi dengan anak melalui bercerita, maka kita akan dapat mengembangkan kemampuan berbahasa pada anak dan daya imajinasi anak.Sehingga anak dapat menyerap nilai-nilai positif yang kita sampaikan. Melalui dialog batin antara si anak dengan dongeng-dongeng yang disampaikan guru atau orang tua (atau siapa saja), maka anak akan mampu menyerap nilai-nilai positif seperti, keberanian, kejujuran, kehormatan diri, cita-cita, rasa cinta dan rasa kemanusiaan.
Dengan cerita, kita dapat mengasah kecerdasan emosional anak. Saat mendengarkan cerita, anak menangkap gambaran emosi misalnya sedih, marah atau gembira.Sehingga akan menumbuhkan sikap simpati dan empati anak.
Bercerita atau mendongeng merupakan proses mengenalkan bentuk-bentuk emosi dan ekspresi kepada anak, sehingga akan memperkaya pengalaman emosi anak yang akan berpengaruh padaa pembentukan dan perkembangan kecerdasan emosionalnya.
Mendengarkan guru bercerita.
Mendengarkan guru bercerita sebelum pulang
III.3 Mengembangkan Bahasa Anak dengan Cerita
Cerita dapat mengembangkan aspek bahasa pada anak. Dengan cerita, guru dapat merangsang kemampuan berbicara dan memperkaya kosa kata anak, sehingga akan menambah perbendaharaan kata-kata padaa anak.Bagi anak usia dini, cerita bisa melatih dan memperkaya kemampuan berbahasa dan memahami struktur kalimat yang lebih kompleks.
Dengan membacakan cerita pada anak, juga akan membawa anak mengalami perasaan positif, dalam arti bisa menikmati isi buku melalui pembacaan cerita yang kita lakukan sehingga akan mendorong anak untuk lebih cepat menguasai buku, shingga ketertarikannya terhadap buku sebagai sarana utama membaca timbul secara dinamis.
III.4 Manfaat Cerita Bagi Kecerdasan Kognitif
Bagi perkembangan kognitif anak sendiri, pembacaan cerita untuk anak merupakan sarana yang mat tepat untuk memperkaya kosa kata bagi anak tanpa anak merasa terbebani. Anak yang memiliki kosakata lebih banyak akan mempunyai kemampuan menyelesaikan masalah dan mengembangkan wawasan berfikir yang lebih baik.
Cara anak mengenal Tuhan:
• Pertama , melalui bahasa, misalnya nama Allah didengar dari orang-orang disekitarnya, lama-kelamaan masuk ke dalam jiwanya.
• Kedua, melalui penglihatan dan pendengaran, misalnya melihat orang yang sedang berdo’a dengan menengadahkan tangannya dan mengucapkan kata-kata Allah dan sebaginya.
• Ketiga, melalui kekaguman terhadap orang atau alam yang disaksikan oleh pancainderanya.
• Keempat, melalui jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan kepada orang tua atau guru tentang Tuhan/ alam, kelahiran dan kematian.
• Kelima, melalui cerita-cerita dari kitab suci yang diberika oleh orang tua,saudara-saudaranya, teman-temannya dan guru.
Melalui metode bercerita ,guru bisa mengenalkan Tuhan kepada anak, menceritakan tentang surga, neraka,jin,malaikat kisah-kisah tentang para nabi, atau rangkaian cerita dalam Al Qur’an dapat pula mengasah kecerdasan anak tentang tauhid.Selain itu cerita akan memberikan rangsangan kepada salah satu bagian otak anak sehingga akan terasah dengan baik(god spot), sehingga kecerdasan spiritual anak akan meningkat dan Insya Allah perilaku anak akan semakin baik.
Anak bergiliran menceritakan kembali apa yang guru ceritakan.
III.5 Cerita untuk Pengembangan Fisik atau Motorik Anak
Dengan sedikit kreativitas, bercerita juga dapat digunakan untuk mengembangkan fisik atau motorik anak. Misalnya saat bercerita tentang si Kancil dan Buaya, guru bisa mengajak murid-muridnya untuk memperagakan apa yang terjadi pada alur cerita tersebut.
Misalnya, guru menyuruh anak untuk berperan sebagai Kancil, dan yang lainnya berperan sebagai buaya, anak-anak disuruh melompat seperti Kancil atau berenang seperti buaya.Dengan demikian cerita juga bisa dimanfaatkan untuk pengembangan fisik dan motorik anak.Melalui cerita, diharapkan anak tidak malas untuk menggerakkan badan, bermain ataupun melakukan kegiatan yang melibatkan fisik mereka.
Meniru gerakan burung seperti dalam cerita akan membantu perkembangan fisik motorik anak.
Melalui cerita, guru dapat menstimulasi daya imajinasi dan kreatifitas anak, memperkuat daya ingat, serta membuka cakrawala pemikiran anak menjadi lebih kritis dan cerdas.
III.6 Cerita Bisa mengandung Seni yang Tinggi
Cerita merupakan salah satu bentuk sastra yang memiliki nilai swni tinggi, keindahan dan kesenangan yang digemari oleh anak-anak maupun orang dewasa.Cerita bisa dijadikan sarana pengembangan aspek seni pada anak-anak usia dini, karena cerita itu sendiri di dalamnya terkandung nilai-nilai seni yang dapat diajarkan kepada anak-anak tersebut, maka tidak mengherankan bila cerita merupakan salah satu metode yang sangat menarik bagi anak-anak.
IV. Kesimpulan
Masa Golden Age (0-8 tahun) hanya datang satu kali, tidak mungkin terulang kembali. Apapun jenis kecerdasan yang ingin dibangun untuk anak, membaca adalah modal dasar yang utama. Kegiatan membaca harus dilakukan jika anak dalam keadaan senang sehingga anak bisa menikmati dan mencerna apa yang mereka baca.Selain guru, membaca juga seharusnya menjadi aktivitas orang tua. Dengan membaca anak-anak akan kaya dengan informasi. Untuk mendidik anak-anak dalam era globalisasi ini , kita tak hanya cukup berbekal pengalaman masa lalu, karena dunia ini akan selalu berubah. Dengan mambaca kita bisa mencharger pengetahuan kita. Membaca perlu pembiasaan sedini mungkin.
Selain membaca, bercerita juga merupakan strategi pembelajaran yang efektif untuk anak usia dini. Syek Muhammad al-Hazzaa dalam bukunya;”Assaliibun Nabiiyi Shalallahu Alaihi Wasallam Fii Ta’liim”Dalam mengajar Rasulullah seringkali menyampaikan dalam bingkai cerita dan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada kaum terdahulu. Beliau menyampaikan metode ini karena cerita yang disampaikan mampu meninggalkan bekas yang sangat dalam pada jiwa peserta didik. Ia menjadi pengarah yang paling indah, didengar oleh peserta didik dengan penuh perhatian dan konsentrasi, serta diterima oleh hati dari pendengaran mereka dalam bentuk yang sebaik-baiknya, tanpa menekan peserta didik dengan perintah atau larangan, melainkan memberi tahu mereka tentang peristiwa yang terjadi pada orang lain. Sehingga dengan sendirinya mereka bisa mengambil ibrah (pelajaran) ,mau’izhah (nasihat), dan qudwah(teladan).Membaca dan bercerita merupakan media yang baik untuk mengajar anak, terutama anak-anak usia dini. Sehingga kita dapat mendidik, mengembangkan, mengajar dan melatih anak-anak sesuai yang diharapkan berdasarkan standar perkebangan anak. Cakupan perkembangan anak usia dini terdiri atas pengembangan beberapa aspek:
• Moral dan nilai-nilai agama
• Social, emosional dan kemandirian
• Bahasa
• Kognitif
• Fisik atau motorik
• seni
V.Daftar Pustaka
Aini,Bunda.Membaca &Menulis Seasyik Bermain,Bandung: Mizan,2006
Musbikin, Imam.Buku Pintar PAUD dalam perspektif Islami, Jogjakarta:Laksana,2010
Leonhardt, Mary.(penterjemah: Alwiyah Abdurrahman) 99 Cara menjadikan anak anda”keranjingan “membaca,Bandung:Kaifa,2000
Tidak ada komentar:
Posting Komentar